Status Gunung Agung Masih Awas tapi Aktivitasnya Terus Menurun
Rudy menjabarkan status awas tersebut dikarenakan saat ini Gunung Agung masih mengeluarkan erupsi setinggi 1.000 sampai 1.500 meter.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar menyebutkan hingga, Kamis (4/1/2018) aktivitas Gunung Agung terus mengalami penurunan namun kondisi saat ini masih dalam status Awas.
Rudy menjabarkan status awas tersebut dikarenakan saat ini Gunung Agung masih mengeluarkan erupsi setinggi 1.000 sampai 1.500 meter.
Namun ketinggian erupsi tersebut disebutkan sudah aman bagi masyarakat kembali menempati rumahnya yang berada 6 kilometer (km) dari Gunung Agung.
Baca: Marsekal Hadi dan Marsda Dedy Permadi Terima Ketua Dewan Pengurus Korpri TNI
Baca: Sandiaga Uno: Jennifer Dunn Korban Permainan Besar Bandar Narkoba
"Ini konsisi gunung agung masih dinamis. Tergantung nanti hasil monitor dari instrumen yang dipasang di sana. Masih ada radius 6 km. Masih ada masyarakat yang terdampak," ujar Rudy Suhendar saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2018).
Dengan skala erupsi tersebut potensi bahaya Awan Panas kemungkinannya masih relatif kecil karena selain pertumbuhan lava yang melambat untuk memenuhi isi kawah.
Adapun volume lava sekitar 20 juta meter kubik atau sekitar 1/3 dari volume kawah (60 juta meter kubik).
Sedangkan laju pertumbuhan kubah saat ini disebutkan dalam kondisi rendah sehingga untuk memenuhi volume kawah dalam waktu singkat kemungkinannya kecil.
Status awas juga dikarenakan potensi bahaya dari Gunung Agung karena masih mengeluarkan lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan.
"Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area di dalam radius 6 km disekitar kawah," ungkap Rudy Suhendar.
Sementara dari data Deformasi Gunung Agung nenunjukkan trend yang stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan.
Kemudian kondisi gas magmatik SO2 dengan flux terbaru sekitar 100-300 ton per hari.
"Kondisi Gunung Agung sangat dinamis maka setiap pihak dihimbau untuk tetap menjaga kesiapsiagaan sehingga apabila terjadi perubahan yang cepat dapat diantisipasi dengan cepat," pungkas Rudy Suhendar.