Usung Midji-Norsan di Pigub Kalbar, Ini Harapan Partai Golkar
Maman mengatakan demi Kalbar, Partai Golkar telah memulai tradisi baru berlandaskan nafas masyarakat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman menegaskan pengusungan Sutarmidji-Ria Norsan sebagai bakal pasangan calon (bapaslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar Periode 2018-2023 sebagai titik awal pembangunan Kalbar.
"Ini titik awal pembangunan. Saya berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Midji-Norsan," ungkapnya saat sambutan deklarasi rakyat Kalbar Midji-Norsan di Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Senin (8/1/2018).
Maman menambahkan demi Kalbar, Partai Golkar telah memulai tradisi baru berlandaskan nafas masyarakat.
Golkar mementingkan kepentingan masyarakat berada di atas segalanya.
"Ya, di atas kepentingan individu maupun kelompok. Saya mengapresiasi Bapak Ria Norsan yang merelakan diri dan ikhlas menjadi calon Wakil Gubernur Kalbar. Walaupun menjabat Ketua DPD Golkar, Ria Norsan siap mendampingi Midji yang dinilainya lebih layak. Ini tradisi tidak lazim. Mari kita teladani kedua pemimpin ini," jelasnya.
Kalbar harus berubah dari masa ke masa. Kalbar harus menjadi milik semua orang.
Baca: Target PDIP Menang Mutlak di Kalimantan Barat
Kalbar bukan milik satu kelompok dan Kalbar harus kembali ke titahnya.
"Proses dua putera terbaik kita ini (Midji-Norsan_red) bukanlah hal mudah. Namun saya percaya, proses yang tidak mudah tentu akan menghasilkan esuatu yang baik dan indah nantinya," imbuhnya.
Golkar yakin memilih kedua pasangan ini lantaran dua alasan logis.
Pertama, elektabilitas keduanya paling tinggi dibandingkan pasangan-pasangan lainnya.
Kedua, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kedua pasangan berada di atas 90 persen.
"Ada kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan dua pasangan ini. Itu berdasarkan hasil survei," terangnya.
Maman berharap pesta demokrasi berjalan berdasarkan aspek rasionalitas dan obyektivitas.
Ia meminta aparat keamanan mewaspadai kemungkinan adanya praktek-praktek intimidasi saat pelaksanaan Pemilukada Serentak 2018.
"Musuh kita adalah praktek intimidasi di daerah-daerah pedalaman. Saya berharap aparat hukum berperan menciptakan proses demokrasi yang obyektivitas dan rasionalitas. Aparat keamanan tolong tekan intimidasi," tandasnya.