Bromo dan Ijen Jadi Paket Wisasat Idola di Jatim, Siap Menarik Sejuta Turis Asing
Mengawali 2018, Dinas Pariwisata Jatim menargetkan Jatim dikunjungi 1 juta wisatawan mancanegera (wisman) atau bule
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mengawali 2018, Dinas Pariwisata Jatim menargetkan Jatim dikunjungi 1 juta wisatawan mancanegera (wisman) atau bule.
Mereka bisa menikmati kenyamanan dan keindahan hingga eksotisnya Bromo.
Tidak hanya gunung yang sangat indah dengan lautan pasirnya ini yang menjadi idola wisman, para bule itu juga sangat menikmati Kawah Ijen dan wisata alam lain yang luar biasa di Jatim.
Setiap saat, banyak wisman berduyun-duyun mendatangi destinasi wisata yang mendunia itu. Bule dari seluruh penjuru dunia belum ke Indonesia kalau tidak mengunjungi Bromo.
"Peluang bagi kami untuk tidak hanya Bromo dan Ijen. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kini jadi paket idola baru," kata Kepala Dinas Pariwisata Jatim Jariyanto, Rabu (10/1/2018).
Kunjungan wisman ke Jatim hingga 2019 ditarget menembus angka 1 juta bule. Mereka harus pulang membawa kesan baik dan nyaman selama berada di Jatim.
Saat ini ada tren kunjungan wisman ke Jatim terus meningkat. Meski peningkatan kunjungan ini relatif belum atraktif. Dari 2016 sebanyak 618 bule, meningkat menjadi 624 kunjungan pada 2017.
"Tantangan kami hingga 2019 harus ada 1 juta wisman yang berkunjung ke Jatim. Kami ingin tunjukkan bahwa Jatim nyaman dan mengesankan," tambah Jariyanto.
Bahkan kabar menggembirakan adalah makin diminatinya destinasi wisata buatan. House of Sampoerna di Surabaya termasuk yang sangat diminati selain Bromo. Destinasi ini diakui memberi kontribusi signifikan.
Jatim juga bertekad setiap objek wisata harus mudah dijangkau. Di seluruh Jatim ada 784 objek wisata.
Dari ratusan tempat wisata ini, mayoritas wisata alam dan budaya. Kemudian minat khusus dan destinasi buatan serta Kuliner.
Beberapa bule atau wisman yang yang pernah mengunjungi Jatim, mereka justru terkesan dengan destinasi pantai Pacitan. Menurut pengakuan para bule, laut Pacitan paling indah.
Namun, saat ini kondisi Jalur Lingkar Selatan (JLS) sebagai pendukung utama destinasi di Pacitan belum maksimal.
Ada sejumlah jalan rusak. JLS ini juga belum sepenuhnya nyambung penuh hingga Banyuwangi.