Ini Kata Heru Sudjatmoko Usai Ditinggal Ganjar Maju Pilgub Jateng
Sejak awal 2017 lalu, Heru memang sudah mendiskusikan hal ini dengan Ganjar bahkan mendorong Ganjar untuk kembali mencalonkan diri
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Setelah DPP PDI Perjuangan memutuskan Pilgub Jateng berkoalisi dengan parpol lain dan merekomendasikan bakal cagub Ganjar Pranowo berpasangan dengan bakal cawagub Taj Yasin Maimoen Zubair, Wagub Jateng Heru Sudjatmoko mengaku tak ada persoalan.
Saat ditemui Tribunjateng.com, di sebuah acara di Wisma Perdamaian, Kamis (11/1/2018), Heru mengungkapkan, sejak awal dirinya sudah menegaskan bahwa jika memang masih dibutuhkan maka dirinya siap bekerja.
Sementara jika tidak, maka akan memilih istirahat dari rutinitas politik dan pemerintahan.
"Maksudnya, saya pensiun. Saya menyadari umur saya sudah banyak, sudah hampir 67 tahun, walaupun tentu tak ada batasan maksimal umur (jabatan wagub). Tapi ini kan pilihan, saya melihat partai memiliki kebijakan bahwa Jateng harus koalisi," ungkap Heru.
Tradisi di PDI Perjuangan memang setiap kader utamanya petahana didorong untuk mendaftar sebagai bakal calon ke partai dan dilakukan dengan mendaftar ke DPD PDI Perjuangan Jateng.
"Soal rekomendasi itu otoritas penuh dari Ibu Megawati selaku Ketua Umum, jadi tidak ada masalah," kata mantan Bupati Purbalingga ini.
Heru mengungkapkan, sejak awal 2017 lalu, ia memang sudah mendiskusikan hal ini dengan Ganjar bahkan mendorong Ganjar untuk kembali mencalonkan diri sebab, idealnya jabatan kepala daerah adalah dua kali.
"Sebab kalau lima tahun itu baru evaluasi, dan nanti program berikutnya harus peningkatan dari sebelumnya, yang kurang diperbaiki dan ditingkatkan. Kalau sekali jabatan kan nggak bisa, idealnya memang dua kali," katanya.
Baca: PDI Perjuangan Solo Yakin Pasangan Ganjar-Heru Maju Pilgub Jateng
Mengenai sosok Taj Yasin yang sebelumnya adalah Anggota DPRD Jateng, Heru menilai, Ganjar-Yasin adalah kombinasi yang lengkap.
Sebab Ganjar berlatarbelakang politikus yang menjabat gubernur, sementara Gus Yasin berlatar belakang politikus dan dari keluarga pondok pesantren.
"Saya pikir nggak ada yang perlu dikhawatirkan, kita doakan kalau terpilih jadi pasangan serasi," katanya.
Terkait hanya dua pasangan calon atau head to head di Pilgub Jateng, Heru yang juga pengurus DPD PDI Perjuangan Jateng, menilai, jika menengok pengalaman di tempat lain biasanya head to head akan sulit ditebak.
Jika dihitung secara matematis, Ganjar-Yasin diusung oleh PDIP, Golkar, PPP, Demokrat dan Nasdem yang jumlahnya mencapai 58 kursi di DPRD Jateng.
Sementara Sudirman Said-Ida Fauziyah diusung oleh Gerindra, PKB, PKS, PAN, berjumlah 42 kursi.
"Tapi itu dukungan partai, biasanya dukungan partai merepresentasikan kekuatan tapi tidak selalu begitu. Tapi kita doakan mudah-mudahan berhasil, tanpa mengesampingkan atau mengecilkan competitor yang kursinya lebih sedikit," ungkapnya.
"Secara pribadi ya saya mendoakan pak Ganjar. Tapi secara umum tentu semua punya peluang dan kesempatan yang sama. Semua itu Tuhan yang menentukan, proses pilkada bagian dari ikhtiar memilih pemimpin secara demokratis," kata Heru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.