Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Rahasia Pipa Cangklong Produksi Ambarawa Bisa Tembus Mancanegara

Patrik mendasarkan bila pipa cangklong buatannya menggunakan seratus persen kerajinan tangan.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Ini Rahasia Pipa Cangklong Produksi Ambarawa Bisa Tembus Mancanegara
TRIBUN JATENG/AMANDA RIZQYANA
Mohammad Baekuni memamerkan koleksi pipa cangklong produksi PapapuQ Pipe yang diproduksi dan dipasarkan di Toko Tembakau Cerutu Putu Cowe Jalan Jenderal Sudirman No 98, Desa Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis (11/1/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Amanda Rizqyana

TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN- Kekayaan keragaman kayu di Indonesia tak hanya jenis dan nama, namun juga dapat dilihat kualitasnya.

Kayu-kayu menjadi kekayaan Indonesia yang ada ini juga diakui oleh dunia.

Hal tersebut dibuktikan dengan kerajinan pipa tembakau dari kayu Indonesia mampu bersaing dengan produk internasional.

Hal ini yang dilakukan oleh sekelompok penggemar pipa tembakau yakni Patrik Budi (52), Parjan (55), Purwanto (62) dan Mohammad Baekuni (35) yang membuat jenama PapapuQ Pipe.

Jenama tersebut merupakan akronim dari nama mereka. PapapuQ memproduksi kerajinan pipa tembakau dari kayu asli Indonesia.

Berkisah mengenai awal mula gagasan pembentukan jenama PapapuQ, kilas baliknya ialaah ketika mereka memiliki kegemaran menghisap tembakau dari pipa atau biasa dikenal cangklong atau pipa.

Berita Rekomendasi

Tahun 2010, ketiganya iseng membuat canglong dengan kayu yang mudah didapat di sekitar tempat tinggal mereka di Ambarawa.

Seperti kayu sonokeling, jati, dan kelengkeng. Namun hasil eksperimen ini hanya kayu sonokeling yang mampu bertahan.

"Kayu jati membuat rasa dan aroma tembakau menjadi berubah karena kayunya mengeluarkan minyak. Sementara dari kayu kelengkeng hasilnya bagus, tapi lama kelamaan pecah karena tidak kuat menahan panas," terang Baekuni, Kamis (11/1/2018) siang.

Kemudian mereka pun bereksplorasi dengan jenis-jenis kayu lainnya, seperti nangka, sawo, dewandaru, dan asem.

Kayu jenis ini bagus sebagai bahan pipa. Ada pula kayu Amboyna Burl yang teksturnya bagus namun sulit dicari bahannya.

Selain material kayu, mereka juga memanfaatkan bahan lokal lainnya seperti tanduk kerbau.

Menurutnya, tanduk kerbau ini memiliki kekuatan panas yang bagus. Warnanya pun dapat disesuaikan dengan bahan kayu lainnya," ujar Purwanto.

Purwanto yang saat ini bertugas mencari bahan ini mengaku tidak semua bagian kayu dapat digunakan. Karena tidak semua bagian kuat dengan panas pembakaran tembakau.

"Hanya bagian yang keras saja yang bisa digunakan," imbuhnya.

Ia mencari kayu-kayu ini di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ada pula kayu yang susah dicari karena langka namun bisa ia peroleh atas bantuan jalinan relasi.

Patrik mendasarkan bila pipa cangklong buatannya menggunakan seratus persen kerajinan tangan.

Hal tersebut dipertegas akan fisik masing-masing pipa berbeda bentuk dan karakternya.

"Bentuk dan karakter berbeda ini yang membuat setiap pipaberbeda dari pipa lainnya sehingga bukan pipa yang pasaran," ujar Patrik.

Setiap proses dari pengambilan bahan hingga jadi mereka harus tahu. Karena akan mempengaruhi hasil yang didapatkan.

Proses pemilihan material atau bahan bahan kayu dari alam harus berada di bawah pengawasan mereka. Mereka sendiri yang meyakinkan asal dan jenis bahan.

"Kami tidak akan mengambil kayu yang ditanam di atas tanah kuburan karena kalau digunakan sifat kayunya akan panas," tuturnya lagi.

Menurut Patrik, penggunanya pun akan tidak merasakan kenikmatan tembakau, sehingga kayu dari tanah kuburan mereka hindari.

Hasil kerajinan asal Ambarawa ini rupanya mendapat tanggapan positif dari penggemar pipa cangklong.

Bahkan telah menjadi buah bibir di kalangan komunitas penggemar pipa canglong dari mancanegara.

Pipa cangklong buatan mereka dibanderol mulai harga Rp 350.000 hingga jutaan rupiah.

Mereka berproduksi dan memasarkan produknya di Toko Tembakau Cerutu Putu Cowe Jalan Jenderal Sudirman No 98, Desa Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas