Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Teroris Marawi Lebih Pilih Lari ke Kaltara Dibanding ke Sulawesi Utara, Ini Alasannya

Hijrahnya beberapa eks teroris Marawi ke Kalimantan Utara bisa membentuk jaringan baru dengan merekrut masyarakat setempat.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Eks Teroris Marawi Lebih Pilih Lari ke Kaltara Dibanding ke Sulawesi Utara, Ini Alasannya
TED ALJIBE/AFP
Sebagian kota Marawi hancur setelah berlangsung perang selama sekitar lima bulan. 

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Isu terorisme diklaim terus membayangi Provinsi Kalimantan Utara.

Ini terjadi karena letak geografis provinsi termuda di Indonesia ini sangat terbuka di tapal batas negara.

Berhadapan dengan Tawau dan Sabah Malaysia, Kalimantan Utara juga berhadapan dengan Marawi, Filipina bagian selatan.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalimantan Utara Basiran La Zaidi menjelaskan, Kalimantan Utara tidak bisa lengah menanggapi isu terorisme.

Jalur-jalur perbatasan yang rentan dilewati kelompok terorisme juga tidak bisa dibiarkan renggang.

"Karena wilayah kita sangat terbuka khususnya wilayah Nunukan. Nunukan terbuka sebagai daerah transit baik dari Nunukan maupun Filipina," kata Basiran saat dikonfirmasi, Jumat (12/1/2018) pukul 15.00 sore.

Baca: Ketika Prajurit TNI Tunjukan Kemampuan Bermain Marawis ke Warga Sudan

Berita Rekomendasi

Gejolak yang terjadi di Marawi, Filipina bagian selatan menurutnya hal yang tidak bisa diabaikan.

Basiran meyakini, eks teroris di Marawi pasti akan lari dan Kalimantan Utara adalah satu daerah paling ideal.

"Eks teroris di Marawi sangat mungkin daerah tujuan pelariannya sangat mungkin ke Kalimantan Utara. Untuk mereka masuk ke Sulawesi Utara akan repot karena di sana mayoritas Nasrani," katanya.

Eks teroris Marawi akan sukar dideteksi karena akan berbaur di tengah masyarakat.

Namun Basiran yakin Polri, TNI, bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah mengantongi data-data terorisme.

"Data terorisme di Indonesia dan internasional itu sudah ada di BNPT, Polis, dan TNI. Mereka terus diendus karena jaringan mereka terus selalu berkembang. Untuk mematikan persoalan ini maka selalu diadakan monitoring pergerakan mereka ini. Kemarin di Nunukan makanya langsung ditangkap karena dia masuk daftar terorisme internasional," katanya.

Baca: Tentara Myanmar Mengaku Bunuh 10 Warga Rohinya yang Dituduh Teroris

Kasus yang disebut Basiran ialah penangkapan terduga teroris Reza Nurjamil oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror pada 31 Desember 2017 di Nunukan.

Basiran mengkhawatirkan, hijrahnya beberapa eks teroris Marawi ke Kalimantan Utara bisa membentuk jaringan baru dengan merekrut masyarakat setempat.

"Kita bersyukur pihak keamanan sudah berhasil menangkap. Sekarang kita meminta masyarakat, pemda, bersinergi dengan Polri, dan TNI," katanya. (Wil)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas