Siswa Gantung Diri Karena Dibully? Ini Jawaban Wakil Kepala Sekolah
Ia mengatakan, siswa itu merupakan sobat almarhum pada ekstrakulikuler dan sehari harinya pun sering berkomunikasi.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Cisarua, Dang Iyun Zainir, menyebutkan siswa yang dianggap membuat pelajarnya, Tri (17) gantung diri, merupakan sahabatnya.
Diberitakan sebelumnya, keluarga menemukan secarik kertas yang berisikan catatan yang menyebutkan Tri diejek oleh temannya karena kepala botak dan ada acara di sekolah yang gagal gara-gara dirinya.
Menurut Dang Iyun Zainir, tidak ada tekanan atau bully yang menyebabkan siswanya gantung diri di tiang kayu plafon kamar tidur, di kediamannya Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (13/1/2018).
"Tidak ada penekanan sama sekali, penekanannya dimana? Gak ada. Justru siswa itu merupakan sobatnya," ujar Dang Iyun Zainir saat ditemui Tribun Jabar di SMAN 1 Cisarua, Senin (15/1/2018).
Ia mengatakan, siswa itu merupakan sobat almarhum pada ekstrakulikuler dan sehari harinya pun sering berkomunikasi.
Bahkan, sebelum kejadian pun kata dia, almarhum dengan temannya itu sering bercanda seperti biasa dan sebelumnya pernah sama sama mengikuti ekskul Bahasa Jepang.
"Namun almarhum pindah ke Ekskul Rohis, mungkin dari itu komunikasinya terputus," katanya.
Namun, ketika almarhum diejek oleh temannya itu, karena kepalanya botak, kata dia, hal itu hanya candaan saat menyambut hari pertama masuk sekolah dengan penampilan yang baru.
"Tapi almarhum menganggapnya beda, akhirnya dia menuliskan dalam surat diledek oleh teman dan yang kedua dia menulis tidak bertegur sapa dengan teman atau sedang marahan dengan teman ini. Itu saja," katanya.
Jadi, lanjut dia, hal itu tidak bisa dianggap bully karena jika ada unsur bully harus terencana dan dilakukan setiap saat dan itu hanya spontanitas.