Mengintip Aktivitas Kaum Gay di Bandung: Kode Ketemuan hingga Aplikasi Mencari Teman Kencan
Perkembangan media teknologi informasi membuat para penyuka sesama jenis bisa dengan mudah memperoleh teman kencan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam/Firman Wijaksana
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Perkembangan media teknologi informasi membuat para penyuka sesama jenis bisa dengan mudah memperoleh teman kencan.
Namun, kemudahan konektivitas ini belakangan juga mulai mereka takuti.
Mudahnya konektivitas memberikan peluang tersebarnya penyakit kelamin, HIV, dan AIDS secara lebih cepat.
Seorang penyuka sesama jenis asal Pasirkaliki di Kota Bandung, sebut saja Putra (36), mengatakan, pada tahun 2000-an para penyuka sesama jenis hanya mengandalkan kode tubuh, dress code, dan tempat khusus, untuk saling mengenali, bertemu, atau menggelar pertemuan.
Baca: Kisah Karyawati Bank Melarikan Diri dari Sopir Taksi Online yang Coba Merampoknya
"Sudah banyak yang tahu sepertinya zaman itu. Kumpulnya kita-kita ini di mana aja. Ada di salah satu mal atau tempat makan siap saji di pusat kota. Kodenya pake kaus hitam atau sepatu putih. Selipkan koran atau sapu tangan di saku celana belakang. Maklum waktu itu belum populer handphone dan masih malu-malu. Jadi, pake kode-kodean. Kalau ketahuan, kodenya ganti lagi," kata Putra, seorang tenaga marketing di salah satu show room di Bandung, Selasa (16/1/2018).
Putra mengatakan setelah internet booming--termasuk di Bandung--para penyuka sesama jenis juga mulai menggunakan chat room MIRC, Yahoo Messenger, dan e-mail untuk berkomunikasi, termasuk dengan komunitas sesama jenis di luar negeri.
Komunikasi menjadi lebih mudah menyusul munculnya media sosial Friendzone, Facebook, dan lain-lain.
Baca: Cerita Idrus Diusir dari Kantor Kementerian yang Dia Pimpin Sekarang Hanya karena Pakai Sandal Jepit
"Dari situ muncul grup-grup gay di Facebook. Di situlah kami berinteraksi, baik di wall maupun melalui pesan pribadi. Cari pasangan kencan, pacar, atau fun semalam. Ada juga yang jual pelet khusus sesama jenis atau menawarkan pijat plus-plus. Ada yang cari pekerjaan sampai mengumumkan gathering," kata Putra.
"Dulu foto dirinya masih banyak yang abstrak dan pakai akun palsu, sekarang sudah terang-terangan foto diri. Di grup Facebook juga member-nya bisa sampai puluhan ribu, dan sampai sekarang ada," katanya.
Menurut Putra, dengan adanya telepon pintar, para penyuka sesama jenis tidak usah ke warnet untuk mencari teman kencan atau hubungan lainnya.
Cukup membuka Facebook atau Twitter di telepon pintar, dengan mudah mereka akan mendapat akses dengan sesamanya.