Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yonda Dijemput dari Lapas terkait Kasus Dugaan Pungli Terhadap Pengelola Water Sport

Kasus yang menyeret Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya alias Yonda memasuki babak baru.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yonda Dijemput dari Lapas terkait Kasus Dugaan Pungli Terhadap Pengelola Water Sport
Tribun Bali/I Dewa Made Satya Parama
Suasana proses penahanan I Made Wijaya alias Yonda beberapa waktu lalu. TRIBUN BALI/I DEWA MADE SATYA PARAMA 

"Perarem hanya untuk melegalkan perbuatannya yang telah dilakukan sejak Desember 2014. Salah satu bentuk realisasi penggunaan uang tersebut adalah untuk membantu membiayai yang bersangkutan dalam perkara Reklamasi Gading Sari sebesar 962,5 juta," terangnya didampingi Kasubdit I Ditreskrimum Polda Bali, AKBP Tri Kuncoro.

Baca: Pelaku Pelecehan Seksual Pasien National Hospital Tertunduk Diam Usai Diperiksa Semalaman

Mantan Kasat Resrkim Polres Gianyar ini menjelaskan, aturan yang dibuat sekelompok masyarakat tidak boleh bertentangan dengan hukum positif di negara ini.

Polda Bali mendukung apabila kelompok masyarakat membuat aturan sendiri yang selaras dengan hukum positif.

"Jadi intinya semua peraturan yang ada di masyarakat tidak boleh bertentangan dengan aturan yang ada di atasnya," tegasnya.

Oleh karena itu, Desa Pakraman perlu menggandeng Pemerintah Daerah jika membuat produk hukum dalam membangun desanya.

Sehingga pelanggaran yang kemungkinan bisa muncul bisa dihindar.

Berita Rekomendasi

Kekosongan Norma Hukum
Koordinator PPMAN Region Bali-Nusra Febriyan Anindita menjelaskan, dalam Perda Desa Adat tidak ada klausul yang mewajibkan desa adat dalam koordinasi dengan Pemda tersebut.

"Di Perpres tentang pungli (pungutan liar) juga tidak diatur khusus terkait dengan kewenangan adat yang telah diakui beragam aturan sektoral dalam mengoptimalkan potensi desa secara mandiri," ujar Febri kepada Tribun Bali, Sabtu (27/1/2018).

Baca: Mengapa Kasus yang Mencuat saat Pilkada DKI Kini Tak Jelas Nasibnya? Ini Kata Komisi Kejaksaan RI

Febri menambahkan, masih ada kekosongan norma hukum terkait fungsi koordinasi desa adat dan pemerintah daerah.

Terlebih lagi, sumbangan dari pengusaha water sport di Tanjung Benoa sudah melalui suatu paruman desa adat.


Sehingga, kata Febri, dalam hal ini Yonda kapasitasnya sebagai bendesa adat, bukan sebagai kapasitas pribadinya.

Dikonfirmasi terpisah, Guru Besar Fakultas Hukum Univeritas Brawijaya, Prof I Nyoman Nurjaya menyiapkan legal opinion terkait kasus tudingan reklamasi ilegal terhadap Yonda ini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas