Siswa Penganiaya Guru Itu Dijuluki Pendekar oleh Teman-temannya
Guru tidak tetap (GTT) bidang seni rupa, Ahmad Budi Cahyono (26), meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (1/2/2018) sekira pukul 21.40.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SAMPANG - Keluarga besar SMA 1 Torjun (SMATor), Kabupaten Sampang, berduka.
Guru tidak tetap (GTT) bidang seni rupa, Ahmad Budi Cahyono (26), meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (1/2/2018) sekira pukul 21.40 WIB.
Meninggalnya Budi, warga Desea Jrengik, Kecamatan Jrengik, Sampang, lantaran diduga pembuluh otak di leher belakang pecah, setelah siang harinya dianiaya siswa kelas XI, berinisial MHL, di teras depan kelas.
Sementara MHL menyerahkan diri ke Polres Sampang, Kamis pukul 24.00 WIB.
Sebelumnya polisi mendatangi rumah pelaku, di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, namun pelaku tidak ada dan diduga bersembunyi.
Esok harinya, Jumat (2/2/2017), jenazah korban dikubur di pemakaman umum.
Ribuan pelayat ikut mengantar dari rumah duka ke kuburan. Di antaranya guru dan siswa se Sampang dan warga sekitar.
Dalam penguburan itu hadir Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman.
Dalam sambutannya, Saiful Rachman menyayangkan peristiwa seorang siswa menganiaya guru sendiri, hingga menyebabkan meninggal dunia.
Baca: Tak Biasanya Guru Budi Salat di Rumah dan Duduk Bersender di Tembok Kamar
Ia berharap, kejadian seperti ini merupakan yang pertama dan yang terakhir di dunia pendidikan.
Setelah pemakaman, kemarin sore seluruh guru honorer di Sumenep yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Sumenep (FHK-2 Sumenep) dan guru honorer di Sampang, melakukan salat gaib di masjid Jamik, sebagai tanda solidaritas dan bela sungkawa meninggalnya seorang guru yang dianiaya siswanya.
Menurut sumber di lokasi kejadian, korban saat itu mengisi pelajaran pada jam terakhir, sekira pukul 13.00 WIB.
Korban sedang memberikan materi pelajaran melukis untuk kelas XI dengan cara berkelompok di teras depan kelas, termasuk MHL.