Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswa Penganiaya Guru Itu Dijuluki Pendekar oleh Teman-temannya

Guru tidak tetap (GTT) bidang seni rupa, Ahmad Budi Cahyono (26), meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (1/2/2018) sekira pukul 21.40.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Siswa Penganiaya Guru Itu Dijuluki Pendekar oleh Teman-temannya
kolase
Ahmad Budi Cahyono dan Siswa MH 

Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, menegaskan penyidik Polres Sampang masih mendalami pemeriksaan MHL, yang memukul gurunya, hingga meninggal dunia.

"Kapolres sudah bekerja untuk mengkondusifkan wilayahnya. Kalau kurang kondusif pasti kita tarik," tandas Irjen Machfud Arifin, Jumat.

Mantan Kadiv TI Mabes Polri, menjelaskan tersangka sudah diamankan dan masih dalam pemeriksaan.

Ketika kejadian, korban tidak langsung meninggal dunia tapi meninggalnya dalam perawatan di RSUD Dr Soetomo.

Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Agung Yudha Wibowo, mengungkapkan penanganan MHL yang masih di bawah umur akan mendapat perlakuan khusus saat penanganan perkara.

Baca: Pak Guru Meninggal Dianiaya Siswa, Khofifah Minta Sang Pelaku Didampingi Psikolog

Mulai dari tempat pemeriksaan dan saat pemeriksaan didampingi psikolog dan wali atau orangtuanya.

BERITA REKOMENDASI

"Perlakuannya khusus dan untuk mengamankan di Balai Pemasyarakatan (Bapas). Begitu pula saat sidang juga di ruang khusus," ujar Kombes Agung.

Penghargaan Pahlawan Pendidikan
Dinas Pendidikan Jatim akan memberikan penghargaan khusus kepada Ahmad Budi Cahyono, guru seni SMAN 1 Torjun, Sampang.

Guru yang jadi idola murid-murid karena jago musik dan lukis ini tewas di tangan muridnya sendiri, Kamis (1/2/2018).

"Kami berencana memberikan penghargaan khusus kepada almarhum Pak Budi sebagai Pahlawan Pendidikan. Saat Hari Pendidikan nanti akan kami kukuhkan," kata Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman kepada media, Jumat (2/2/2018).

Namun semua masih dikonsultasikan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.


Tidak hanya itu, anak dari guru multi talenta ini juga diusulkan mendapat beasiswa.

Saat ini, almarhum meninggalkan istri yang sedang hamil 4 bulan.

"Kami akan usulkan semua ke Bapak Gubernur. Saya berharap dan berdoa semoga ini yang terakhir terjadi di dunia pendidikan kita," kata Saiful.

mendiang Achmad Budi Cahyanto.
mendiang Achmad Budi Cahyanto. (Facebook)

Dalam status GTT, Budi memiliki etos kerja tinggi. Dia memilik banyak talenta seni yang selalu diajarkan kepada siswa.

Saat insiden, siswa diajak melukis di luar kelas.

Kepala Dindik yang membawahi semua pendidikan SMA dan SMK di Jatim ini ikut melayat ke rumah duka.

Dia juga menemui istri Budi yang hamil muda. Keluarga sudah ikhlas.

Baik Kemendikbud maupun Dindik sendiri memberikan santunan. Para guru juga empati melayat ke rumah duka.

Saiful meminta agar terus menjaga suasana kondusif di Sampang.

Sejak kemarin pagi, banyak polisi dan TNI menjaga sekolah. Begitu juga di rumah duka.
Bahkan Bupati Sampang juga memberi perhatian khusus kepada peristiwa berdarah di dunia pendidikan itu.

"PGRI kami minta tetap menjaga situasi tetap kondusif. Jangan memusuhi siswa. Saat ini siswa tengah diproses hukum di kepolisian," kata Saiful.

Saiful Rahman yang ikut melayat ke rumah duka menyebutkan bahwa status Budi saat ini masih GTT.

Guru seni ini menerima gaji jauh di bawah UMK. Setiap bulan, guru yang dikenal tulus ini menerima gaji Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.

"Semua berduka dan semua sangat kehilangan. Tadi banyak guru ikut melayat di rumah duka. Nanti kami akan menyampaikan keterangan resmi tekait tragedi di dunia pendidikan ini," kata Saiful.

Pendekar
Pelaku penganiaya gurunya sendiri hingga meninggal dunia, HI (17) dikenal sebagai pendekar oleh teman-temannya.

Siswa SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur ini memiliki ilmu bela diri sejak duduk di kelas X.

AM, salah satu teman sekelas pelaku mengatakan, pelaku belajar ilmu bela diri sejak masih duduk di bangku SMP.

Bahkan pelajaran ilmu bela diri tersebut didalami sampai sekarang.

"Anaknya memang pendekar dan sudah lama belajarnya," kata AM seperti dikutip dari Kompas.com, saat ditemui di depan kantor Polres Sampang, Jumat (2/2/2018).

Sehari-hari, kata AM, pelaku ketika diledeki teman-temannya selalu mengeluarkan jurus-jurus bela diri.

Entah itu dilakukan secara reflek atau karena memang pengaruh ilmu bela diri yang dimiliki pelaku.

"Kalau disentuh sedikit badannya, biasanya reflek seperti orang mau pencak silat," imbuh AM.

Sementara itu, Kapolres Sampang, Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Wardiman mengaku tidak tahu jika pelaku memiliki ilmu bela diri.

Bisa saja foto-foto yang beredar karena aksi iseng. Budi sendiri belum melihat foto-foto aksi korban dalam ilmu bela diri.

"Kalau pelaku punya ilmu bela diri tentunya dibuktikan dengan tropi-tropi atau piagam penghargaan dalam sebuah kejuaraan," tuturnya.

Kakak kandung pelaku, Su'ud juga menepis tudingan bahwa adik bungsunya punya ilmu bela diri.

Jika ada aksi dalam foto-foto yang sudah tersebar melalui media sosial, mungkin adiknya hanya senang mengoleksi kostum pencak silat.

"Setahu saya adik saya tak punya ilmu bela diri. Dia hanya senang olahraga futsal," ujar Su'ud. (sin/mif/fai)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas