Waduh! Penderita Gangguan Jiwa di Kotabaru Makin Meresahkan, Ada yang Ngamuk Pakai Senapan Angin
Pelaku membuat keresahan warga sudah berhasil diamankan pihak kepolisian, namun tidak bisa ditahan karena mengalami gangguan jiwa (dePresi).
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, KOTABARU - Akhir-akhir ini Pulaulaut Utara, salah satu kecamatan di Kotabaru Kalimantan Selatan dihebohkan dengan aksi penusukan ban sepeda motor warga.
Terduga pelaku membuat keresahan warga sudah berhasil diamankan pihak kepolisian, namun tidak bisa ditahan karena mengalami gangguan jiwa (dePresi).
Mengantisipasi keresahan warga tentu perlu penanganan serius, agar keresahan warga oleh aksi teror penusukan ban ini tidak kembali terulang.
Kepala Dinas Sosial Kotabaru Selamat Riadi membenarkan, adanya keresahan warga oleh aksi penusukan ban motor yang belakang diketahui dilakukan terduga pelaku mengalami gangguan jiwa.
"Benar. Ada saya dengar itu," kata Selamat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Sabtu (3/2/2018).
Baca: 11 Korban Tewas Kecelakaan Maut di Trans Kalimantan Rombongan Ziarah Makam Ulama ke Banjarmasin
Menurut Selamat, perlu penanganan khusus mengatasi permasalahan dengan merujuk yang bersangkutan atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ke rumah sakit jiwa untuk diberikan penanganan.
Hanya saja untuk hal itu ada beberapa ketentuan yang harus terpenuhi.
"Pertama ada keluarganya. Kalau perlu penanganan dan harus, kami melakukan pengiriman ke rumah sakit jiwa asal ada keluarga yang bertanggung jawab," kata Selamat.
Akan tetapi menjadi skala prioritas di rujuk ke rumah sakit jiwa, tambah dia, mereka mengalami gangguan kewijawaan yang mengancam keselamatan bersangkutan serta ketentraman dan ketertiban umum (trantibum).
"Ini akan kami prioritaskan sepanjang pihak keluarga ada yang bertanggung jawab," jelas Selamat.
Terkait penanganan mereka mengalami gangguan kejiwaan, masih menurut Selamat, untuk 2017 pihaknya sudah mengirik lebih kurang 10 orang.
Termasuk pelaku yang melakukan penusukan ban sebelumnya.
"Yang menembak rumah warga menggunakan senapan angin pernah dibawa juga. Bahkan ada yang berulang kali dibawa," bebernya.
Disinggung soal jumlah warga mengalami gangguan kejiwaan, Selamat tidak mengetahui persis. Karena data-data ada di masing-masing kecamatan. (BANJARMASINPOST.co.id/helriansyah)