Guru Achmad Budi Cahyanto yang Dianiaya Murid akan Diangkat PNS, Calon Anaknya Diberi Beasiswa
Berbagai ucapan dukacita terus mengalir sampai sekarang. Mulai dari pejabat, rekan sesama profesi termasuk netizen.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SAMPANG - Kisah Guru Seni Rupa SMA 1 Torjun (SMATor), Achmad Budi Cahyanto sebelumnya ditulis Ahmad Budi Cahyono (26) yang tewas usai dipukul muridnya sendiri membuat sedih dunia pendidikan.
Berbagai ucapan dukacita terus mengalir sampai sekarang. Mulai dari pejabat, rekan sesama profesi termasuk netizen.
Tidak hanya ucapan duka, dukungan untuk keluarga Achmad Budi Cahyanto juga terus mengalir hingga kini.
Seperti dukungan dari Hamid Muhammad, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen).
Hamid Muhammad mendatangi rumah duka pada Sabtu (3/2/2018).
Kehadirannya tersebut untuk memberikan dukungan moral terhadap keluarga korban penganiayaan seorang guru yang dilakukan oleh muridnya.
"Bapak Kemendikbud sebenarnya sudah berencana hadir, tapi tidak jadi karena harus menghadiri Rakernas PGRI di Batam," kata Hamid pada sesi sambutan setelah melaksanakan doa bersama.
Kepada SURYA.co.id, dia menyesalkan kejadian yang menimpa almarhum Budi, Guru Honorer seni rupa SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang.
Tambah lagi, kejadian ini terjadi di Madura yang dikenal memiliki filosofi mendasar tentang guru.
"Madura memiliki filosofi Bapak Bebu Guru Ratoh, dimana menempatkan guru pada penghormatan tinggi, namun kini sudah berubah karena pergeseran nilai," ungkap Hamid kepada SURYA.co.id
Dia menambahkan pemerintah akan memberikan beasiswa khusus bagi Istri juga calon anak Budi.
"Rencananya kami akan melakukan pengangkatan PNS istimewa, namun setelah dikaji dan diskusi dengan semua pihak tidak memungkinkan, paling mungkin adalah memberikan beasiswa bagi calon anak Pak Budi," kata Hamid kepada SURYA.co.id
Hamid berharap, kejadian yang menimpa Budi, Guru Honorer seni rupa SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang tersebut menjadi yang terakhir.