Aktivitas Gunung Agung Menurun, Ada Kemungkinan Status Diturunkan
Radius bahaya Gunung Agung akan dipersempit oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM.
Editor: Dewi Agustina
"Kalau kegempaan menurun otomatis geteran berkurang. Jadi, ini menandakan bahwa Gunung Agung sudah tak menggigil lagi seperti sebelumnya. Suplai magma ke permukaan juga masih kecil, pelan," jelas Suntika.
Baca: Bule Perempuan Ngamuk di Bale Banjar Pande, Diduga Stres Kehabisan Uang
Apakah penyempitan radius bahaya nantinya akan berpengaruh ke status Gunung? Suantika menjawab ada.
Apakah status tetap berada di Awas atau turun ke Siaga, itu tergantung jarak penyempitan.
"Yang tentukan status tergantung radius," tambahnya.
Dalam SOP di Kementerian ESDM, kata Suantika, seandainya masih ada permukiman warga yang terancam pasca penyempitan radius maka status gunung tetap awas.
Jika sebaliknya, tidak ada pemukiman yang terancam, pastinya status diturunkan.
"Misalnya, radius dipersempit dari 6 kilometer menjadi 4 kilo. Kalau sekitar 4 kilometer masih ada pemukiman. Karena ada pemukiman yang terancam bahaya, statusnya pun masih awas. Kalau seandainya tak ada besar kemungkinan turun," jelasnya.
Pihaknya yakin dalam waktu dekat, penyempitan radius akan dilakukan.
Pihaknya berharap, semoga aktivitas Gunung Agung tetap bersahabat.
Sehingga masyarakat yang berada di pengungsian bisa kembali dan beraktivitas di daerah yang aman.
Untuk diketahui, saat ini status Gunung Agung masih Awas.
Baca: Sang Ayah Tak Sanggup Katakan kepada Mukhmainnah Kalau Putri Sudah Tiada
Desa yang dinyatakan masih berada di zona merah 12 desa.
Seperti beberapa Banjr di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem.
Ada juga sejumlah Banjar di Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Ditambahkan, sejumlah Banjar di Buana Giri Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi Kecamatan Selat, Desa Baturinggit, Desa Datah, Desa Nawakerti, Pempatan, Tulamben, Dukuh, Kubu, dan Ban Kecamatan Kubu.
Jumlah warganya sekitar 17.115 jiwa.