Desa Binorong Banjarnegara Sering Berurusan dengan Tim Anti Teror Densus 88, Ini Penyebabnya
Pemerintah Desa Binorong meningkatkan pengawasan terhadap warganya pascapenangkapan AG, warga Rt 4 Rw 5 Desa Binorong oleh Densus 88
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA- Pemerintah Desa Binorong meningkatkan pengawasan terhadap warganya pascapenangkapan AG, warga Rt 4 Rw 5 Desa Binorong oleh Densus 88, beberapa waktu lalu.
Pasalnya, bukan kali ini saja warga desa itu berurusan dengan Densus 88 karena diduga terkait jaringan teror.
Sebelum ini, Kepala Desa Binorong Bunyamin mengungkapkan, dua warganya, HD dan RH dikabarkan telah ditangkap Densus 88 karena dikaitkan dengan jaringan teror.
Ketiganya diketahui merupakan sohib yang sering melakukan kegiatan sama.
Kebetulan, mereka punya kegiatan usaha sama, yakni berjualan nugget.
Bunyamin mengidentifikasi masih ada warga lain yang kerap mengadakan kegiatan bersama mereka sehingga terindikasi punya jalan pemikiran sama.
Namun Bunyamin berharap, dengan tertangkapnya terduga teroris itu, sel jaringan yang dibangun di desa itu terputus.
Dengan demikian, warga yang sempat bergaul dengan mereka diharapkannya bisa kembali ke pamahaman Islam yang benar.
"Karena ini sudah putus, saya kira mereka sudah kembali mengikuti pemahaman yang umum di masyarakat,"katanya, Jumat (9/2).
Bunyamin tidak menampik, wilayahnya rawan tersusupi ideologi atau budaya yang diimpor dari negara lain.
Keberadaan warga eks tenaga kerja Indonesia (TKI) berpotensi membawa ideologi atau budaya dari negara penempatan yang belum tentu sesuai dengan ajaran Islam nusantara serta kearifan lokal.
Sementara populasi TKI dari Desa Binorong disebutnya salah satu yang terbanyak di antara desa lain di Kabupaten Banjarnegara.
Terdapat sekitar 300 warga eks TKI di desa Binorong yang sempat bekerja dan menetap lama di berbagai negara di Asia dan Timur Tengah.
Bunyamin melihat, sebagian kecil di antara mereka mengalami perubahan perilaku maupun penampilan setelah lama tinggal di luar negeri.
Sejumlah TKW disebutnya telah berubah penampilan hingga bercadar.
Tidak hanya penampilan yang berubah. Menurut Bunyamin, sikap mereka juga ikut berubah atau lebih eksusif ketimbang sebelumnya.
"Ideologi yang diimpor dari luar bisa jadi beda dengan paham keagamaan masyarakat lokal,"katanya