Nanda Minta Bantuan Soleh Menghabisi Miftahul Huda karena Sering Dicaci Maki
Nanda yang menjadi eksekutor dan otak dari pembunuhan, meminta bantuan Soleh temannya untuk melancarkan aksi balas dendam karena sering dicaci maki.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Kasus pembunuhan pria tanpa identitas yang ditemukan di parit persawahan Dusun Kedawung Wetan, Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur beberapa waktu lalu akhirnya direka ulang.
Dalam rekonstruksi ini, pelaku melakukan 22 adegan pembunuhan yang menewaskan Miftahul Huda.
Nanda dan M Soleh, dua pelaku yang menewaskan pria 33 tahun itu memperagakan adegan pertama di rumah korban daerah Canggu, Kecamatam Jetis.
Lalu dilanjutkan di parit persawahan tempat ditemukannya jenazah. Dan terakhir, di Sungai Brantas lokasi pembuangan barang bukti celurit.
Baca: SBY Laporkan Firman Wijaya, Setya Novanto: Lihat Saja Nanti Perkembangannya Gimana
"Ada 22 adegan. Dan tidak ada adegan baru saat rekonstruksi. Kami lakukan rekonstruksi di tiga lokasi berbeda," kata Kasatreskrim Polres Mojokerto AKP M Salikhin Fery, Kamis (9/2/2018).
Rekonstruksi ini lanjut AKP Fery, untuk memperdalam peran masing-masing pelaku saat melakukan pembunuhan.
Dimana Nanda yang menjadi eksekutor dan otak dari pembunuhan, meminta bantuan Soleh temannya untuk melancarkan aksi balas dendam karena sering dicaci maki korban.
"Untuk adegan pembunuhan ada di adegan 6 sampai 18. Mulai dari mengeluarkan celurit, menebaskan ke kepala, sampai korvan tersungkur. Dan terakhir, saat meninggalkan korban di dalam parit," jelas AKP Fery.
Baca: Disebut Tolak Uang e-KTP karena Jumlahnya Kurang Besar, Ganjar Tantang Hakim
Seperti diberitakan sebelumnya, sesosok pria tanpa identitas ditemukan tak bernyawa di dalam parit persawahan, Senin (29/1/2018) pagi.
Tak selang lama, sepuluh jam dari penemuan itu anggota Satreskrim Polres Mojokerto berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan.
Motif pembunuhan tidak lain karena pelaku dendam karena sering dihina korban. (Rorry Nurmawati)