Dengan Cara ini, Peternak Sapi Diklaim Diuntungkan Lho
Untuk mengatasi persoalan ini, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, gencar melakukan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB – Selama ini, Kabupaten Berau masih mengandalkan kiriman dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan daging sapi. Kondisi ini yang menyebabkan harga daging sapi mengalami lonjakan pada saat-saat tertentu.
Untuk mengatasi persoalan ini, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, gencar melakukan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Berau, Mustakim Suarjana mengatakan, program ini dilakukan seagai upaya percepatan peningkatan populasi. Mustakim mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan 800 ekor sapi kawin suntik.
Baca: Potret Penyanyi Dangdut di Banua, Kawin Cerai, Ada yang Suaminya Hiperseks
“Targetnya sama dengan tahun 2017, tapi tahun ini, sudah melampaui target,” ungkapnya, Minggu (9/1/2018).
Mustakim menjelaskan, metode kawin suntik ini tingkat keberhasilannya cukup tinggi dibanding reproduksi secara alamiah. Ini terbukti dari jumlah kelahiran anak sapi yang mencapai 496 ekor dari target yang ditetapkan 300 anak sapi.
Selain itu, kawin suntik dapat menghindari inbreeding atau kawin sedarah yang bisa mengurangi kualitas sapi.
Meski telah mencapai target, namun pihaknya terus menjalankan program ini, agar populasi sapi terus meningkat. Karena itu, pihaknya mengerahkan seluruh personel ke kampung-kampung untuk melakukan pendataan, sekaligus pemeriksaan sapi.
Pihaknya mengimbau kepada para peternak, agar melapor dan mendaftarkan diri jika ingin mengikuti program ini. “Tahun ini, partisipasi peternak cukup tinggi, dibanding tahun lalu. Karena mereka melihat hasil peternak lain yang sudah lebih dulu mengikuti program ini. Hasilnya memang lebih menguntungkan peternak,” paparnya.
Disebutkannya, di Berau ada 11 kecamatan yang peternaknya cukup produktif, yaitu Kecamatan Tanjung Redeb, Sambaliung, Segah, Gunung Tabur, Teluk Bayur, Kelay, Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih, dan Kecamatan Bidukbiduk.
Mustakim menambahkan, selain untuk meningkatkan populasi sapi, tujuan dari program ini adalah menekan harga daging sapi, sehingga bisa mengurangi inflasi serta mengatasi lonjakan harga bahan pangan yang terjadi setiap tahunnya, terutama saat hari-hari besar keagamaan.
Meningkatkan produksi lokal, terbukti mampu mengatasi lonjakan harga, seperti harga cabai dan bawang merah yang berhasil ditekan oleh produksi petani lokal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.