Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Aktivitas Vulkanik Menurun, Warga Di Sekitar Gunung Agung Diimbau Tetap Waspada

Kesimpulannya, data pemantauan multi-parameter mengindikasikan aktivitas vulkanik Gunung Agung cenderung menurun. Namun, belum reda sepenuhnya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Meski Aktivitas Vulkanik Menurun, Warga Di Sekitar Gunung Agung Diimbau Tetap Waspada
TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA
Aktivitas erupsi Gunung Agung terpantau dari Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017). Gunung Agung terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya setelah meletus pertama kalinya pada Selasa 21 Novemver 2017 lalu, sejak terakhir meletus pada tahun 1963 silam. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gunung Agung kembali mengalami erupsi, Selasa (13/2/2018) pukul 11:49 Wita.

Tinggi kolom asap dan abu sekitar 1.500 meter di atas puncak Gunung Agung.

Letusan ini terjadi selang 3 hari setelah PVMBG mengumumkan penurunan status Gunung Agung dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga).

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana menjelaskan, meskipun bertatus Siaga, Gunung Agung masih memiliki potensi terjadinya erupsi.

Baca: Anak Gadisnya Muntah-muntah dan Dibawa ke Dokter, Ibu Ini Langsung ke Kantor Polisi

Terlebih aktivitas gunung api tidak hanya ditentukan oleh satu parameter.

"Di evaluasi kita kemarin, kita bilang Tiltmeter masih sedikit inflasi. Artinya meski gempa sedikit, tapi masih ada injeksi magma dari perut bumi, walaupun jumlahnya masih kecil. Kita sampaikan juga, bahwa potensi erupsi masih ada selama status Siaga, tapi tentu skalanya tidak besar. Jika ada potensi letusan skala besar, pasti dari datanya sudah terlihat," ujar Devy ketika dikonfirmasi, Selasa.

Berita Rekomendasi

Terkait adanya laporan hujan abu pascaletusan, Devy menegaskan potensi ancaman primer masih dapat terjadi walaupun Gunung Agung berstatus Siaga.

Potensi bahaya primer tersebut berupa lontaran material batu pijar, batu/krikil, pasir maupun hujan abu lebat di sekitar kawah.

Hujan abu dengan intensitas lebih tipis dapat terpapar lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.

"Letusan hari ini (kemarin, Red), ekplosivitasnya masih sangat rendah. Masih di VEI 1," kata Devy.

Selain itu, potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan dapat terjadi, terutama pada musim hujan selama material erupsi-erupsi sebelumnya masih terpapar di area lereng dekat puncak.

Area yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan adalah aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung terutama ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya

Volume Magma yang masih di perut gunung diprediksi volumenya masih di bawah 1 juta meter kubik. Angka ini jauh jika dibandingkan saat krisis September-November 2017 yang volumenya mencapai 40 juta meter kubik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas