Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Proses Pelepasan Buaya-buaya ke Penangkaran di Desa Dawuhan Kulon Banyumas Berlangsung Menegangkan

Tidak mudah ternyata untuk melepas buaya itu ke kandang yang telah disiapkan. Beberapa menit adalah waktu yang menegangkan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Proses Pelepasan Buaya-buaya ke Penangkaran di Desa Dawuhan Kulon Banyumas Berlangsung Menegangkan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
BKSDA Jateng serahkan buaya-buaya muara ke Suyanto sang penangkar buaya di desa Dawuhan Kulon Kedungbanteng Banyumas 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS- Jalan raya Kedungbanteng Banyumas mendadak ramai oleh iring-iringan mobil berplat merah.

Dua ekor buaya muara dalam kondisi terikat tenang di kerangkeng besi yang menumpang mobil bak terbuka.

Kendaraan pengangkut buaya itu mendapatkan pengawalan ketat dari anggota Polri dan TNI yang diarak dari Polsek Kedungbanteng.

Warga rela menanti untuk melihatnya dengan berdiri berbaris di sepanjang pinggir jalan raya.

Sampai di tempat penangkaran Desa Dawuhan Kulon, Kedungbanteng butuh delapan orang untuk memikul kerangkeng besi berisi seekor buaya besar berukuran 3 sampai 4 meter itu menuju kandang.

Tidak mudah ternyata untuk melepas buaya itu ke kandang yang telah disiapkan. Beberapa menit adalah waktu yang menegangkan sebelum predator itu berhasil dilepas ke tempat tinggal barunya.

Berita Rekomendasi

Moncong buaya yang masih terkerangkeng itu langsung diarahkan ke pintu kandang seukuran tubuhnya.

Petugas mengaitkan ujung moncong buaya itu dengan tambang panjang. Reptil itu mulai bergeliat saat satu persatu tali pengikat tubuhnya dilepas.

Pintu kerangkeng dibuka. Beberapa orang menarik moncong buaya itu menggunakan tali agar masuk ke kandang.

Sementara Arif Fatah Suyanto, pemilik penangkaran, membantu mendorong tubuh buaya itu sehingga misi itu berhasil.

"Buaya ini kami serah terimakan ke pak Yanto untuk dipelihara dengan baik,"kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng Suharman, Kamis (15/2)

BKSDA hari ini menyerahkan delapan buaya ke Arif Fatah Suyanto yang telah memiliki izin untuk menangkar buaya.

Penyerahan satwa dilindungi ini ternyata melalui proses panjang.

Enam buaya berukuran kecil itu mulanya diserahkan oleh masyarakat di Yogyakarta kepada pemerintah melalui BKSDA.

Sementara dua ekor buaya besar berbobot sekitar 2 kuintal diterima BKSDA dari Wersut Seguni Indonesia, lembaga konservasi satwa yang berkedudukan di Kendal.

Buaya-buaya itu lantas diregistrasi sebagai milik negara. Pemerintah kemudian membuatkan surat perjalanan untuk buaya itu agar bisa diangkut menuju tempat penangkaran di Banyumas.

Buaya yang diserahkan atau disita oleh BKSDA biasanya kemudian dititipkan ke lembaga konservasi semisal Kebun Binatang atau Taman Satwa untuk dirawat.

Predator itu juga bisa dititipkan ke penangkar yang telah memiliki izin memelihara.

"Yang boleh merawat itu kan lembaga konservasi, antara lain kebun binatang atau penangkar yang sudah dilakukan assessment,"katanya

Menurut Suharman, pihaknya mempercayakan pengembangbiakan buaya itu ke Suyanto karena dia dianggap telah profesional dan memiliki izin untuk melakukan penangkaran buaya.

Suyanto juga satu-satunya penangkar buaya di Jawa Tengah yang terdaftar resmi sehingga menjadi mitra pemerintah untuk pelestarian satwa itu.

Pihaknya berharap, di tangan Suyanto, satwa dilindungi itu bisa terpelihara serta berkembang biak dengan baik.

"Mudah-mudahan buaya di sini bisa sejahtera karena dirawat dengan baik oleh orang yang betul-betul hobi,"katanya

Suyanto mulai membuka penangkaran buaya sejak 2016 lalu. Kecintaannya terhadap reptil membuatnya tertantang untuk memelihara buaya.

Awalnya, Suyanto sempat memelihara ular sebagai bagian dari hobi. Semakin lama, ia justru tertantang untuk memelihara buaya yang dikenal buas.

Terlebih, ia melihat konflik buaya dengan manusia sering terjadi di beberapa tempat. Konflik itu dianggapnya membahayakan baik bagi manusia maupun satwa itu sendiri yang harusnya dilindungi.

"Saya ingin ikut menyelamatkan buaya itu dadi kepunahan,"katanya

Kini, dengan tambahan 8 buaya yang dititipkan oleh pemerintah, ia memiliki 21 koleksi buaya. Buaya-buaya ini ditempatkan di kotak atau kandang terpisah.

Kandang didesain semirip mungkin dengan habitat aslinya. Yanto membuatkan kolam air dangkal di dalam kandang agar buaya itu bisa bebas berenang.

Ia menyisakan lahan di dalam kandang yang tidak terbasahi air agar buaya itu menjemurkan badan.

Kandang dikelilingi pagar kawat tinggi aman bagi warga yang ingin menonton aktivitas buaya tersebut.

"Buayanya tambah pastinya perawatan jadi lebih ekstra dan penyediaan pakan bertambah," katanya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas