Pasca Tertembak Kisah Pilu Anak Ini Terkuak, Ditinggal Orang Tua dan Masih Buta Huruf
SZ sebelumnya sudah menjalani operasi pengangkatan proyektil yang bersarang di dadanya.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Hendra Gunawan
Menurut Esther SZ butuh sentuhan kasih sayang dan arahan yang benar dari keluarga.
Keluarga seharusnya menjadi sahabat anak agar apa masalah pada anak dapat dicegah.
Lingkungan sekitar juga tidak membiarkan, membenci sikap anak-anak yang berperilaku salah.
Seharusnya warga lingkungan sekitar dapat memberikan edukasi pada anak-anak yang berperilaku salah dengan penuh perhatian, penuh kasih yang tulus.
"Anak-anak bangsa adalah anak kita semua. Kita adalah orang tua dari semua anak-anak bangsa indonesia, tanpa diskriminasi dalam hal apapun itu," ujar Esther.
Ditambahkan Esther tidak butuh fasilitas namun anak-anak butuh kasih sayang yang lebih dari fasilitas.
Kasih sayang yg tulus dan bijak melebihi fasilitas yang diberikan orang tua kepada anaknya.
Ditinggal Ibu Sejak Kecil
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau Esther Yuliani yang sempat mengunjungi SZ di RSUD Arifin Achmad mendapatkan informasi terkait keluarga SZ
Menurut Esther, SZ merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.
Ia selama ini tinggal bersama nenek dari pihak ibunya.
Sedangkan dua adiknya yang masing-masing berusia 9 dan 11 tahun tinggal bersama ayahnya dan ibu tirinya.
Sampai saat ini SZ tidak mengetahui lagi kabar ibunya pasca memilih bekerja ke Malaysia.
Karena tidak ada kabar berita, ayahnya memilih nikah lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.