Korban Erupsi Gunung Sinabung yang Bertahan di Desanya Butuh Masker Hingga Obat ISPA
"Yang paling dibutuhkan segera itu yakni bantuan Masker, Obat tetes mata, obat kulit dan obat ISPA," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memprihatinkan. Begitulah kondisi masyarakat yang bermukim di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung dan Desa Munthe, Kecamatan Munthe Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara yang terpapar debu vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung sejak Senin (19/2/2018).
Akibatnya jalan umum hingga lahan pertanian warga pun sempat tertutup debu vulkanik yang tebal.
Melky Marbun, salah satu relawan yang langsung bergerak hari Selasa pagi (20/2/2018) ke lokasi terdampak menuturkan, kalau warga masyarakat yang bermukim di sekitar desa-desa tersebut umumnya masih sangat membutuhkan bantuan lebih banyak sesegera mungkin.
Baca: Ketika Orang Gila Berkeliaran Ancam Pemuka Agama dan Rusak Tempat Ibadah
"Teman-teman, abang, kakak, adek-adek. Kami sudah mengunjungi dua desa. Desa Batu Karang dan desa Munthe. Terkena paparan debu yang cukup parah. Untuk ke sana, harus pakai masker yang tebal," ujar Melky pada Tribun Medan.
Selain itu, Melky yang awalnya pergi bersama dua rekannya Kristin Manik dan Febri Barus, Selasa (20/2/2018), juga menjelaskan bahwa yang paling dibutuhkan saat ini bagi para warga tak hanya masker, tapi juga obat-obatan.
"Yang paling dibutuhkan segera itu yakni bantuan Masker (ini yang paling banyak diperlukan/disediakan), Obat tetes mata (cegah iritasi mata), Obat kulit berupa bedak dan salep, dan Obat ISPA," ujarnya.
Masker dan obat-obatan tersebut menjadi sangat penting dan prioritas karena efek debu yang banyak dan tebal.
Warga sekitar juga berharap, Bantuan yang mereka butuhkan sekiranya bisa datang secepatnya. Hal ini karena sampai kemarin, bantuan yang datang dinilai masih kurang.
Bahkan menurut Melky, para korban yang membutuhkan masker sempat harus jauh-jauh ke Kabanjahe dikarenakan stok masker yang masih kurang.
"Karena stok obat minim. Bantuan masih sedikit. Masker pun harus ambil ke Kabanjahe. Artinya stok masker memang sangat minim," ujar Melky yang juga merupakan relawan pengajar literasi independen di daerah 3T (Terdepan, terluar, dan tertinggal) itu.
Ketika ditanya Tribun Medan, apakah mereka (para relawan) akan kembali ke lokasi yang terdampak bencana, Melky pun menjawab iya.
"Rencananya Jumat pagi (23/2/2018) akan kesana lagi bersama relawan yang lain dengan membawa bantuan dari dana yang sudah dikumpulkan," pungkasnya. (Tribun Medan/Chandra Simarmata)
Berita ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul: Memprihatinkan! Stok Obat-obatan Minim, Begini Kondisi Desa di Kaki Gunung Sinabung Pascaerupsi