Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lintasi Jembatan Bambu, Warga Harus Bayar Rp 5.000

Crossway hanyut dibawa banjir bandang Senin (12/2/2018) petang dan dilaporkan tidak ada korban jiwa

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Lintasi Jembatan Bambu, Warga Harus Bayar Rp 5.000
POS KUPANG/EUGENIUS MOA
Warga menyeberangkan kambing melewati Sungai Dagemage di Desa Kolisia B, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Rabu (21/2/2018). 

Laporan  wartawan  Pos Kupang, Eginius  Mo’a

TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Lenyapnya  crossway  Dagemage di  perbatasan  Desa Kolisia A dan Desa Kolisia  B, Kecamatan Magepanda,Kota Maumere,  Kabupaten  Sikka menyisahkan penderitaan yang tidak berkesudahan.

Setiap melintas  sungai melewati  jembatan  bambu,   mereka harus membayar   Rp 5.000 kepada pengelolanya. 

“Tidak  bisa  lagi di bangun crossway,  mungkin lebih cocok  jembatan  besi.  Selama  jembatan  ini  tidak  dibangun,  kami  akan terus menderita.  Kami  minta dibangun  jembatan  darurat dulu,” ujar Kepala Desa Kolisia B, Yuvensius  Dindus, kepada  pos kupang.com, Rabu   (21/2/2018).

Crossway  hanyut dibawa  banjir  bandang  Senin  (12/2/2018) petang. 

Tidak  ada korban  jiwa,  tetapi  banjir   besar  saat   itu menggerus  habis  crossway  tanpa sisa. 

Banjir  ini  membentuk  jurang sedalam empat sampai lima  meter  ke  dasar sungai dan lebar mencapai   30-an meter.

BERITA REKOMENDASI

Vinsen mengakui  warga  desanya dan  desa-desa lain  dari   Kecamatan Magepanda,  sangat menderita. 

Baca: Detik-detik Kapal Tugboat Tabrak Jembatan Sungai Mahakam

Selain  itu, warga  dari  Kecamatan Kota Baru dan  Maurole  di Kabupaten Ende, hingga ke Mbay  ibukota Kabupaten Nagakeo.

Sejak  rusaknya crossway ini, kata   Vinsen, semua bus  jurusan  Mbay-Maumere  beralih haluan  mengikuti  jalur  selatan lewat Kota  Ende  ke  Maumere.

“Sampai  sekarang, tidak ada  perhatian dari pemerintah  Kabupaten  Sikka atau  Satker  Jalan Lintas  Utara. Kami akan menderita  berkepanjang. Kasihan sekali warga,  ongkos  kendaraan  naik  100 persen,” keluh  Vinsen.

Lebih miris,  kata Vinsen, dia  menyaksikan  warga  yang sakit ditandu  dengan  tempat  tidur  melewati  jembatan  bambu.

“Belum  lagi kalau besok lusa  ada  ibu-ibu hamil yang  dirujuk dari  Puskesmas ke RSUD  dr.TC  Hillers Maumere,” ujar Vinsen.

Untuk diketahui, ruas   jalan  lintas  utara  Pulau  Flores merupakan  jalan  strategis  nasional. Penanganan  ruas  jalan  ini didanai  dari  Anggaran Pendapatan dan  Belanja Negara  (APBN). (*)

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas