BPBD Catat 24 Titik Tanah Ambles Tersebar di Kabupaten Gunungkidul
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mencatat sudah terdapat 24 titik tanah ambles di Kabupaten Gunungkidul.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mencatat sudah terdapat 24 titik tanah ambles di Kabupaten Gunungkidul.
Kejadian tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Rongkop dengan jumlah amblesan mencapai 16 titik.
"Kami mencatat sudah ada sebanyak 24 titik tanah ambles. Tanah ambles itu tersebar di tujuh kecamatan yang ada di Gunungkidul. Paling banyak terjadi di Kecamatan Rongkop," ujar Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edi Basuki, Kamis (22/2/2018).
Edi mengatakan, penelitian dilakukan di lokasi tanah ambles tersebut.
Baca: Rendy Kunci Kamar dari Dalam Sebelum Ditemukan Istrinya Tak Bernyawa
BPBD Kabupaten Gunungkidul menggandeng Badan Geologi untuk menyelidiki penyebab amblesnya tanah di 24 lokasi tersebut.
"Penelitian tengah dilakukan oleh Badan Geologi, terkait munculnya tanah ambles tersebut. Usai penyebab diketahui, segera dilakukan tindakan penanganan yang pas," ujarnya.
Menurut Edi, penelitian yang dilakukan oleh Badan Geologi tersebut untuk mencari tahu ada tidaknya rongga yang ada di bawah lokasi tanah ambles.
Badan Geologi juga memeriksa potensi longsor yang dapat terjadi.
Baca: Cyber Indonesia Laporkan Gubernur DKI Anies Baswedan ke Polisi
Dua tempat yang diambil contoh yaitu Luweng di Serpeng, Pacarejo, Semanu, dan di Dusun Pringluang, Bedoyo, Ponjong.
"Saat penelitian juga dilihat apakah masih ada longsoran. Selain itu juga dilihat lokasi tersebut seberapa jauh dengan pemukiman. Warga diharapkan tidak panik," tuturnya.
Sementara itu Sekretaris Desa, Bedoyo, Ponjong, Supanto, menuturkan, jumlah tanah ambles bertambah dua titik.
Hingga kini sudah ada enam titik amblesan yang terjadi di wilayah Desa Bedoyo.
"Bertambah menjadi enam titik amblesan. Sebelumnya hanya ada empat titik, bertambah lagi dua titik," ujarnya.
Supanto mengatakan, hingga kini penanganan masih dilakukan seperlunya.
Pasalnya kondisi tanah ambelsan belum semakin parah menyusul intensitas hujan sudah mulai berkurang.
Baca: Nama-nama Tak Terduga Muncul Ketika Survei Lembaga Median Sodorkan 33 Kandidat Calon Presiden
"Penanganan dilakukan oleh warga secara mandiri dengan menutup lubang amblesan. Sementara untuk di lahan sawah belum dilakukan penanganan, pengurukan tidak dilakukan dengan sembarang material karena lahan tersebut lahan pertanian," ujarnya.
Kejadian tersebut juga sudah dilaporkan ke BPBD Gunungkidul.
Dia juga mengatakan kejadian tersebut sebenarnya biasa terjadi di daerahnya, dan dimungkinkan akan ditutup sendiri oleh warga.