Nasib Warga Kebonharjo, Rumah Digusur Sekarang Diusir Dari Rusun Kudu
Satu diantara warga yang diusir, Sujat Aryanto mengatakan, aksi pengusiran ini dilakukan setelah adanya pemeriksaan oleh pengelola rusun
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ibarat jatuh tertimpa tangga, hal itulah yang dialami warga Kebonharjo, Semarang Utara korban penggusuran PT KAI.
Setelah digusur dan ditemparkan di Rumah Susun (Rusun) Kudu, Karangroto, Genuk.
Namun, puluhan warga yang telah mendapatkan tempat tinggal di rusun itu malah mendapati kenyataan pahit.
Mereka diusir paksa oleh pengelola rusun.
Satu diantara warga yang diusir, Sujat Aryanto mengatakan, aksi pengusiran ini dilakukan setelah adanya pemeriksaan oleh pengelola rusun.
"Awalnya UPTD melakukan pemeriksaan dan pendataan ulang tanpa pemberitahuan ke kami. Setelah itu barang barang kami dikeluarkan tanpa sepengetahuan kami," kata Sujat, Selasa (27/2/2018).
Sujat menuturkan, awal saat menempati rusun tersebut kondisinya masih belum layak huni.
Selain aliran listri belum ada, air juga masih belum bisa dinikmati oleh warga.
Baca: Rusun Hybrid, Kata Sandiaga untuk Warga yang Tinggal di Pemukiman Kumuh
Tak hanya itu, kondisi bangunan yang bocor khususnya di bagian kamar mandi juga membuat warga Kebonharjo yang menjadi korban penggusuran belum menempati rusun itu.
"Tapi barang barang sudah kami pindahkan ke sana. Memang belum ditinggali karena air dan listrik saat itu tidak ada. Bocor juga di kamar mandi," katanya.
Sembari menunggu renovasi dan kesiapan rusun untuk ditinggali, Sujat dan warga lainnya hanya menaruh barang di rusun tersebut.
"Kami menunggu kesiapan agar rusun benar benar bisa ditinggali," katanya.
Namun baru baru ini, dari 118 petak rumah yang telah diserah terimakan, hanya tersisa 29 rumah yang ditinggali.
"Sisanya kami seperti diusir, barang barang dikeluarkan tanpa sepengetahuan kami," katanya.
Sujat mengaku, pengelola rusun membuka paksa pintu dan mengeluarkan barang barang pemilik.
Setelah itu, pengelola mengganti kunci pintu sehingga warga yang seharusnya menempati rusun itu tidak bisa masuk.
"Kuncinya sudah diganti baru, jadi kami tidak bisa menempati lagi," katanya.
Menurut Sujat, rumah yang penghuni sebelumnya telah diusir itu saat ini sebagian telah memiliki penghuni baru.
"Penghuninya dan yang mengajukan menempati rusun itu justru bukan warga terdampak penggusuran," katanya.
Warga lain, Aeis Sudibyo, mengatakan, menyayangkan tindakan pengelola rusun yang mengeluarkan barang barang tanpa sepengetahuan pemilik.
"Harapan kami sebelum proses hukum penggusuran Kebonharjo selesai, nanti setelah selesai kan akan pindah ke sana," katanya.
Menurut Aris, pengelola rusun telah meminta kepada sebagian warga untuk mengeluarkan barangnya.
"Kalau tidak akan dikeluarkan paksa. Ini sekarang sudah dikeluarkan barangnya tanpa pemberitahuan," katanya.
Aris khawatir, barang milik penghuni yang dikeluarkan itu nantinya hilang.
"Malah sekarang ada yang sudah menempati padahal bukan warga terdampak penggusuran," pungkas Aris.