Keroyok Teman Sekolahnya Hingga Gegar Otak, Lima Pelajar SMP di Bantul Tidak Ditahan
Jajaran Kepolisian Sektor Sanden, Polres Bantul mengaku sudah melakukan pemeriksaan atas dugaan penganiyaan terhadap FWN, seorang murid kelas VII SMP
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Jajaran Kepolisian Sektor Sanden, Polres Bantul mengaku sudah melakukan pemeriksaan atas dugaan penganiyaan terhadap FWN, seorang murid kelas VII SMP N 2 Sanden.
Pemeriksaan dilakukan pada Senin (26/02/2018) siang, kepada lima anak yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut.
"Kami sudah lakukan pemeriksan, Senin (27/02/2018) kemarin. Memang ada dugaan penganiayaan."
"Pasal yang bisa dikenakan masuk pasal penganiayaan berat, tapi kami masih tunggu hasil pemeriksaan medis dari dokter rumah sakit,"ujar Kapolsek Sanden, AKP Riwanta didampingi, Kanit Reskrim Polsek Sanden, Aiptu Purwanto, saat ditemui di Mapolsek Sanden, Selasa (27/02/2018) siang.
Dijelaskan Riwanta, walaupun ada indikasi penganiayaan berat, kepada lima terduga pelaku, pihaknya sejauh ini tidak melakukan penahanan.
Hal itu dilakukan supaya tidak mengganggu proses belajar yang sedang ditempuh oleh Kelima pelaku.
"Seharusnya kami tahan. Tapi kelima anak ini tidak kami tahan karena ada jaminan dari orang tua."
"Jika suatu saat kami membutuhkan anak ini untuk proses lebih lanjut, orang tua siap mendatangkan kepada kami," terangnya.
Kendati demikian, kepada lima terduga pelaku, Riwanta mengaku menerapkan sistem wajib lapor.
"Kepada kelimanya ini kami kenakan wajib lapor setelah pulang sekolah," ungkapnya.
Ditambahkan Aiptu Purwanto, dari hasil pemeriksaan sementara, kejadian pengeroyokan itu dipicu karena murni kenakalan anak-anak muda.
"Pengeroyokan ini pemicunya anak-anak muda. Awalnya mau masuk kelas terus senggolan. Akhirnya terjadi perkelahian," terangnya.
Lebih lanjut, Purwanto mengatakan, antara korban dan pelaku sebelumnya tidak ada dendam.
Perkelahian itu hanya aksi spontanitas karena ada senggolan.
"Dugaan pelaku ini kelompok gang klitih nggak ada ya. Ini murni kenakalan remaja. Walaupun ada dugaan penganiyaan tapi ini arahnya diversi. Masih ada upaya mediasi," ungkapnya.
"Tapi kalau memang tidak bisa di mediasi, kita tetap proses secara hukum," imbuh dia.(TRIBUNJOGJA.COM)