Warga Desa Sekap Petugas BBKSDA Saat Akan Evakuasi Harimau
Menurut BBKSDA, mereka sudah melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi hewan sakit tersebut.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) tak mau disalahkan atas matinya harimau sumatera yang dibantai masyarakat Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Menurut BBKSDA, mereka sudah melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi hewan sakit tersebut.
"Sejak kemunculannya di Kecamatan Batang Natal, anggota kami sudah coba turun ke lokasi. Namun masyarakat (Desa Hatupangan) menolak," kata Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, Senin (5/3/2018).
Katanya, Kepala KSDA Wilayah III Padangsidempuan, Gunawan sempat disekap. Bahkan, Gunawan dimaki-maki dengan bahasa daerah dan dilempar sepatu.
"Saya dan tim sampai ke desa itu malam hari sekitar jam setengah sebelas (22.30 WIB) malam. Kemudian, kami disekap di sebuah rumah. Di sana kami diimtimidasi," ungkap Gunawan.
Dalam tekanan, Gunawan dan timnya dipaksa meninggalkan desa. Mereka mengaku dipaksa menandatangani surat pernyataan, yang isinya membolehkan masyarakat membunuh harimau.
"Sampai jam dua pagi (02.00 WIB) pagi baru kami keluar dari rumah warga itu. Saya lihat, orang di luar rumah ramai sekali," ungkap Gunawan.
Jadi, kata dia, jika ada yang mengatakan bahwa BBKSDA Sumut memberi rekomendasi membunuh harimau Sumatera tidak benar. Sebab, masyarakat yang memaksa mereka membuat surat pernyataan dibawah tekanan.
Dalam kasus ini, harimau berusia dua atau tiga tahun itu masuk perkampungan karena habitatnya diduga sudah rusak berat. Kondisi harimau yang dibunuh ini cukup mengenaskan.
Bagian tubuh diambil, kepala dikuliti, kuku dan taring ikut hilang. Bahkan, ditemukan enam lubang di kepala dekat telinga diduga bekas tembakan pemburu liar.
Saat konfrensi pers di kantor BBKSDA Sumut sempat mencuat kabar ada oknum anggota dewan yang ikut mengambil taring harimau. Ditanya mengenai hal itu, BBKSDA mengaku belum tahu dan minta informasi lengkap dari para jurnalis.