Murals Karya Seniman Dunia Diacak-acak Warga Medan
Pe Medan lebih peka lagi dengan hal-hal tersebut sehingga oknum-oknum yang sengaja merusak bisa ditindak dengan tegas.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Deretan pengendara sepeda motor ataupun mobil yang melintas di Jalan Perdana, Medan, Sumatera Utara memperlambat laju kendaraan, Senin (5/3) siang.
Mereka pada umumnya heran karena hiasan becak yang menempel di murals karya Ernest Zacharevic hilang.
Setahun yang lalu tepatnya Senin (20/2/2017), artis murals dunia Ernest Zacharevic membuat kejutan di Kota Medan.
Ia menggambar anak-anak yang sedang naik becak, demi mempercantik karya seninya turut ditempel becak bermotor, khas Kota Medan.
Hasil karya seninya itu terbilang berhasil karena masyarakat antusias melihat murals itu.
Bahkan, kawasan gedung tersebut enggak lagi muram. Kala itu, pengendara menyempatkan diri berhenti, mereka berfoto bersama Ernest Zacharevic.
Kini, pengandara sepeda motor maupun mobil kembali berhenti namun tidak melihat seorang anak perempuan menarik kaus rekannya yang berdiri di tempat duduk becak.
Tapi, fokus pada becak yang hilang. Murals tidak lagi mempersona seperti dahulu.
Baca: Bima Arya Turut Melukis di Saung Badra Bersama Seniman Mural
“Saya awalnya tahu dari teman yang memposting di facebook kalau becak yang ada di lukisan mural tersebut sudah tidak ada. Dan tadi siang kebetulan lewat waktu saya lihat memang sudah tidak ada,” ujar Reza salah seorang masyarakat Medan.
Ia cukup kaget karena tidak menyangka ada orang yang tega merusak mural tersebut dengan mengambil becak yang ada di mural tersebut.
“Kaget pastilah, tega sekali. Padahalkan pelukisnya sudah berbaik hati. Sudah mau memperindah Kota Medan. Kok malah ada yang mencuri,” tuturnya.
Ia menjelaskan, hal tersebut tentu saja membuat Medan semakin tidak aman dan tidak ramah karena untuk hal yang seharusnya dapat memperindah kota saja bisa dicuri.
“Sangat menyayangkan hal ini, padahal saya sempat berpikir adanya mural tersebut bisa menjadi salah satu alternatif memperindah Kota Medan seperti di Malaysia dan Singapura,” jelasnya.
Ia berharap, pemerintah Kota Medan lebih peka lagi dengan hal-hal tersebut sehingga oknum-oknum yang sengaja merusak bisa ditindak dengan tegas.
Seorang penjaga parkir Faisal mengatakan, becak yang berpadu pada murals karya Ernest Zacharevic masih terlihat pada Sabtu (3/3). Namun, ke-esok harinya enggak terlihat lagi. Besar kemungkinan becak itu dicuri oleh sekelompok orang. Seperti tukang butut.
Baca: Promosi Asian Games Lewat Seni Mural, Menpora akan Minta Izin Kepada Kementerian PU dan Gubernur DKI
“Waktu hari Sabtu (3/3) masih ada, masih aku liat, mungkin saja hilangnya pada tengah malam, karena pada Minggu tidak lagi nampak.
Kalau menurutku, pencurinya ini tukang butut untuk menjual besinya.
Kalau masyarakat sini tak mungkin,” ujarnya.
Ihwalnya, ia kaget karena pengendara banyak memperlambat laju kendaraan, dan beberapa orang di rumah makan berbincang tentang becak yang hilang. Usai mendengar kabut itu, ia pun melihat langsung dan kecewa becak tidak ada lagi.
“Aku cek juga memang sudah enggak ada lagi becaknya, kecewa-lah kok bisa hilang karena besi di becak itu enggak ada lagi. Pengin kali aku cari tahu siapa yang ambil soalnya buat malu aja,” katanya.
Sedangkan, Ketua Apindo Medan, sekaligus penggagas Tour Medan Murals Art Trail, mengatakan, sangat kecewa dengan perilaku masyarakat yang tidak menjaga becak yang menempel di murals. Padahal, rencana awal murals itu sebagai ciri khas masyarakat Kota Medan.
"Saya baru pulang dari Medan, begitu buka facebook sudah heboh, banyak orang menyesalkan hilangnya becak. Sebelumnya, temanku cerita pada hari Minggu melintas sudah enggak ada becak yang berpadu di murals itu,” ujarnya.
Ia mengaku malu, dan tidak menduga sebelumnya hilang becak yang menempel di gedung tua berpadu murals. Apalagi, tujuan didatangkannya artis murals dunia karena ingin menyulap gedung-gedung peninggalan Belanda menjadi destinasi wisatawan.
Tidak hanya itu, dia berencana akan mendatangkan artis murals dunia lainnya seperti Vhils untuk menggambar di Kota Medan. Bahkan, tim dari Vhils sudah melakukan survei ke lokasi gedung yang akan digambar.
Menurutnya, seharusnya masyarakat Kota Medan harus menjaga karya murals layaknya pola pikir di Negara-negara maju seperti Penang. Selain itu, kepala lingkungan maupun penduduk sekitar lokasi harus punya tanggungjawab moral serta menjaga murals yang sudah ada.
“Saya percaya pelaku pencurian bukan penduduk sekitar sana, karena murals itu sudah bertahan selama satu tahun. Kalau memang penduduk situ kenapa tidak dari dulu mereka curi. Ayo-lah masyarakat Kota Medan kita bangun kota ini,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.