Ribuan Warga Surabaya Antusias Saksikan Parade Ogoh-ogoh di Jembatan Surabaya
Ribuan masyarakat Surabaya dan sekitarnya malam ini, tumplek blek di Jembatan Surabaya, Kenjeran.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ribuan masyarakat Surabaya dan sekitarnya malam ini, tumplek blek di Jembatan Surabaya, Kenjeran.
Mereka datang berkelompok, bersama teman, saudara, keluarga, juga tetangga sekitar untuk menyaksikan parade ogoh-ogoh yang diselengarakan oleh Pura Segara, Kenjeran.
Acara tahunan ini diselengarakan tak lain untuk menyambut Hari Raya Nyepi 2018, yang jatuh pada hari Sabtu (17/8/2018).
Sebanyak 12 ogoh-ogoh, 10 ukuran besar dan 2 ukuran kecil diarak mulai Pura Segara melintasi Jembatan Surabaya, dan kembali lagi ke Pura Segara untuk pemusnahan.
Parade Ogoh-ogoh sempat berhenti di tenah jembatan, dan menjadi objek foto para pengunjung yang menyaksikan. Ada juga drama kolosal dan penampilan para penari.
Oka Yanar Dana, salah satu pemeluk agama Hindu dari Gunuganyar ikut serta mengarak ogoh-ogoh bersama para pemuda lainnya.
Oka menuturkan baginya, parade ini adalah bagian dari cara merefleksikan diri sebelum besok Hari Nyepi.
"Kalau untuk saya, ini cara merefleksikan diri atau kembali ke titik nol. Apa yang sudah dilakukan di masa lalu direfleksi kembali melalui arak-arakan Buta Kale yaitu sosok yang digambarkan sebagai bentuk kejahatan dalam diri manusia. Sosok ini nanti setelah arak-arakan akan dimusnahkan dengan cara dibakar," katanya, Jumat (16/3/2018).
Menurut Oka, parade ogoh-ogoh ternyata tidak hanya bisa dimaknai secara religius saja. Namun juga ada pesan tersendiri pada setiap kali acara.
"Saya sendiri rasa senang, saat kami melakukan parade berkeiling di sekitar pure, masyarakat sekitar seluruhnya antusias."
"Saya yakin tidak hanya umat Hindu saja yang menyaksikannya, namun juga umat beragama lain. Dan bagi saya ini simbol dari kerukunan dan kesatuan masyarakat Surabaya, sekaligus jadi ajang silaturahmi kami semua," ungkapnya lalu senyum.