Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Keluarga Mengaku Diusir Kepala Desa Gara-gara Masalah Tapal Batas

Satu kepala keluarga (KK) di Desa Rangkaya, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara mengaku ‘diusir’ keuchik setempat.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Satu Keluarga Mengaku Diusir Kepala Desa Gara-gara Masalah Tapal Batas
Istimewa
Rapat penyelesaian sengketa tapal batas antara Desa Ukee Trueng Campli dengan Desa Palong, Kecamatan Glumpang Baro, Pidie di Aula Kantor Camat. 

TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON - Satu kepala keluarga (KK) di Desa Rangkaya, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara mengaku ‘diusir’ keuchik setempat karena ikut menyampaikan pendapat terkait permasalahan tapal batas desa tersebut dengan Desa Paya.

KK yang disebutkan ‘diusir’ keuchik itu adalah keluarga Tgk Ghalib (77) dan Halimatusakdiah (55).

Sedangkan anaknya bersama menantu masih diizinkan tinggal di rumah tersebut yang berada dalam wilayah Desa Rangkaya.

Namun, Keuchik Rangkaya, M Dahlan membantah telah mengusir satu keluarga warga desanya itu.

"Ketika itu, ibu saya hendak pergi ke tempat pesta. Lalu ditanya warga soal titik tapal batas. Lalu ibu saya langsung menunjuknya sesuai yang diketahuinya. Apalagi, ibu tinggal di dekat perbatasan Desa Rangkaya dan Paya," ujar Tgk Muzakir, anak kandung Halimatusakdiah kepada Serambi, kemarin.

Baca: Permintaan Korban First Travel: Pak Andika Tobat Yaa, Kasih Keterangan yang Benar

Namun, ungkap Tgk Muzakir, pendapat ibu kandungnya soal tapal batas desa tersebut ternyata dipersoalkan aparat desa.

Berita Rekomendasi

Baca: Jokowi Gagal Selamatkan Muhammad Zaini dari Eksekusi Mati

Bahkan, keuchik sampai mengadakan rapat dengan warga pada 19 Februari 2018.

"Ternyata, dalam rapat tersebut berujung pada pengusiran ibu saya ke desa lain, karena persoalan tapas batas. Sedangkan adik saya tidak diusir, sehingga dia masih diizinkan tinggal di rumah yang ditempati ibu bersama ayah," ucapnya.

Keuchik, kata Tgk Muzakir, sudah menyerahkan ibunya ke aparat Desa Paya.

"Tapi, ketika kami mengurus surat pindah, keuchik tak bersedia menekennya. Dia seperti kesal terhadap kami, karena persoalan tapas batas. Padahal, ibu hanya menjawab pertanyaan orang lain karena sudah diminta," ujarnya.

Sementara itu, Keuchik Rangkaya, M Dahlan menegaskan, dia tidak pernah mengusir warganya karena persoalan tapal batas.

Malah, dia masih menyalurkan beras keluarga sejahtera kepada keluarga Tgk Ghalib (77) dan Halimatusakdiah (55), karena masih menganggap mereka warganya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas