Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Poltracking: Khofifah-Emil Unggul dan Tren Makin Kuat

Peneliti Associate Poltracking, Arya Budi menyebutkan sejumlah penyebab meningkatnya elektabilitas khofifah-Emil di Pilgub 2018 ini.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Survei Poltracking: Khofifah-Emil Unggul dan Tren Makin Kuat
Istimewa
Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengawali lawatannya di Pasuruan dengan mengunjungi pasar tradisional Nongkojajar. 

TRIBUNNEWS.COM - Hampir dua bulan masa kampanye, pasangan calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistanto Dardak semakin menarik simpati masyarakat untuk memilihnya.

Khofifah-Emil semakin digdaya di sejumlah survei.

Baca: Datangkan Dari London, Siapa yang Akan Bersaksi Bersama Syahrini di Sidang First Travel?

Dalam survei terbaru yang dilakukan poltracking pada 6-11 Maret 2018, pasangan Khofifah Emil unggul mencapai 42,4 persen. Sedangkan Saifullah (Ipul)-Puti berada pada angka 35,8 persen, dengan undecided voters sebesar 21,8 persen.

Survei yang dilakukan Poltracking Indonesia ini menggunakan metode stratified multistage random samplingdengan jumlah responden 1.200 dan margin of error 2,83 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan di 29 kabupaten dan 9 kota di Jawa Timur.

Kemudian, survei Litbang Kompas yang dirilis Senin (12/3), Elektabilitas Khofifah-Emil 44,5% unggul dibanding Ipul-Puti yang hanya berada di kisaran 44%.

Peneliti Associate Poltracking, Arya Budi menyebutkan sejumlah penyebab meningkatnya elektabilitas khofifah-Emil di Pilgub 2018 ini.

Berita Rekomendasi

Arya menilai meningkatnya elektabilitas pasangan nomor satu ini didorong faktor massa yang fanatik dari periode sebelumnya.

"Khofifah punya modal suara yang tidak sedikit sejak awal. Sejak sebelum mencalonkan," jelas Arya.

Adapun belum unggulnya Khofifah-Emil karena masih belum panasnya mesin. Namun menjelang pemilu, dukungan sejumlah partai pengusung yang mulai turun ke lapangan disebut jadi faktor meningkatnya elektabilitas.

"Kenapa kalah di Januari? Karena momentum pencalonannya belum datang seperti sekarang. Dia belum datang ke daerah, belum masif struktur pemenangannya dan lainnya. Menggunakann survei terakhir ini memang karena Khofifah mempunyai modal yang kuat ini karena momentum politik mesin pemenangannya sudah bekerja. Dia sudah punya modal politik yang besar," terangnya.

Kemudian, bergabungnya Gubernur incumbent kepada Khofifah dinilai satu keuntungan bagi kubu Khofifah-Emil. Faktor Soekarwo dan demokrat bisa menjadi amunisi menarik suara massa daei Mataraman.

"Soekarwo mampu menarik pemilih abangan nasionalis yang mampu menarik ke dalam suara Khofifah. Karena dia diuntungkan dengan incumbent dua periode dengan tingkat kepuasan tinggi," tuturnya.

Ketiga, program Khofifah-Emil dinilai lebih unggul dan lebih inivatif ketimbang daei program pasangan Ipul-Puti. Hal tersebut juga yang membuat massa Puti membelot kepada Khofifah-Emil.

"Tentu alasan lainnya di faktor lawan di Gus Ipul-Puti belum menemukan turning point tawaran program yang kira-kira mampu distingsi terhadap program periode pemerintahan sebelumnya. Jadi ketidakhadiran pembeda yang baru, inovasi yang kira-kira membangkitkan simpati publik lebih masif. Akhirnya pemilih yang awalnya berada di tengah beralih ke pasangan Khofifah," pungkasnya.

Keempat adalah faktor emil dardak yg potensial menarik pemilih millenial. Dgn popularitasnya yg msh bisa dipush lagi maka emil adalah faktor kuat buat khofifah menggaet kalangan millenial.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Poltracking: Elektabilitas Khofifah-Emil 42,4 persen, Gus Ipul-Puti 35,8 Persen", https://nasional.kompas.com/read/2018/03/18/15400741/survei-poltracking-elektabilitas-khofifah-emil-424-persen-gus-ipul-puti-358.
Penulis : Rakhmat Nur Hakim

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas