Pemkab Pekalongan Mendorong Palajar Menghafal Kitab Akidah Menggunakan Bahasa Jawa
Guna mewujudkan pelajar yang religius dan memiliki ahlak baik, Pemkab Pekalongan memiliki program bagi para pelajar SD Negeri, SMP Negeri
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Guna mewujudkan pelajar yang religius dan memiliki ahlak baik, Pemkab Pekalongan memiliki program bagi para pelajar SD Negeri, SMP Negeri di wilayahnya.
Dalam program tersebut nantinya para pelajar akan menghafal kitab-kitab Risalatul Awwal (kitab Akidah) mengunakan Bahasa Jawa, Jumat (30/3/2018).
Diterangkan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi program tersebut akan dimulai pada tahun ajaran 2018/2019.
"Kami menyadari para orangtua menyekolahkan anak di sekolah negeri, ilmu agamanya kurang. Oleh karena itu akan kami lengkapi dengan program menghafal kitab-kitab agama."
"Hal ini untuk mengantisipasi apabila para pelajar belum sempat mengaji karena konsentrasi dalam pelajaran. Untuk itu kami minta dukungan dari seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan agar program ini berjalan secara baik,” ujarnya saat menghadiri pengajian umum di Dukub Kejamas Desa Banjarsari Kecamatan Doro.
Asip menambahkan para pelajar yang ada di Kabupaten Pekalongan agar bersekolah seperti biasa, namun jangan pernah meninggalkan mengaji karena hukumnya wajib untuk bekal dunia dan akhirat.
Selain program tersebut, pihaknya juga menerangkan di Kabupaten Pekalongan akan berdiri delapan universitas pada 2018, adapun 2 dari 8 perguruan tinggi, yaitu yang Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan dan Universitas Diponegoro (UNDIP).
“IAIN Pekalongan sudah dibuka dan insya Allah bulan April mendatang menyusul UNDIP keduanya berlokasi di Kajen,” terangnya.
Selain IAIN dan UNDIP, Asip menambahkan akan dibuka Institut Pertanian Bogor (IPB), LEMDIKLAT Polri, serta perguruan tinggi lainnya.
“Hal ini kami lakukan karena amanat dari para guru saya antara lain Maulana Habib Abdullah Baqir Ahmad, Maulana Habib Luthfy, Almukarom KH. Ahmad Saidi, Almukarom KH. Ahmad Taufiqurrahman Wonopringgo."
"Saat saya dilantik dahulu, mereka berpesan agar saya membangun pendidikan agama dan pendidikan umum di Kota Santri,” katanya. (*)