Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Djarot Tipe Pemimpin Amanah, Bekerja Sampai Tuntas

Calon gubernur (Cagub) Sumatera Utara (Sumut) Djarot Syaiful Hidayat dikenal sebagai pemimpin amanah yang bekerja sampai tuntas.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Djarot Tipe Pemimpin Amanah, Bekerja Sampai Tuntas
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Calon gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersama calon wakil gubernur Sumatera Utara Sihar Sitorus (kanan) naik becak saat mendaftar ke KPU Sumut, Medan, Sumatera Utara, Rabu (10/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur (Cagub) Sumatera Utara (Sumut) Djarot Syaiful Hidayat dikenal sebagai pemimpin amanah yang bekerja sampai tuntas.

Saat mejabat Wali Kota Blitar, politikus PDI Perjuangan itu menuntaskan masa jabatannya selama dua periode (2000-2010) sampai selesai.

Tidak hanya itu, sejumlah prestasi juga dia torehkan selama 10 tahun memimpin Blitar.

Seperti menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Blitar dari Rp 2,5 M menjadi Rp 40 M.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Dr Arifin Saleh Siregar mengatakan, rekam jejak Djarot yang baik itu membuat dia cepat dikenal oleh masyarakat Sumut.

"Terbukti dalam waktu singkat popularitasnya melonjak drastis. Pemilih sudah tahu Djarot Cagubsu," kata Arifin saat dihubungi wartawan, Jumat (6/4/2018).

Baca: JR Saragih Ajak Pendukung Menangkan Djarot-Sihar

Berita Rekomendasi

Hanya saja, kata Arifin, kampanye negatif bahwa Djarot bukan putra daerah masih terus ada.

"Kampanye (negatif) itu calon impor itu masih terus muncul," ujarnya.

Menurut Arifin, rekam jejak Djarot yang bersih saat menjabat kepala daerah, juga sesuai dengan keinginan masyarakat Sumut, yang pemimpinnya berturut-turut masuk bui karena korupsi.

"Masyarakat Sumut yang mereka inginkan pemimpin yang bersih. Apalagi baru-baru ini ada 38 anggota DPRD yang jadi tersangka KPK," ujarnya.

Selain rekam jejak, kata Arifin, cara pendekatan Djarot ke masyarakat Sumut juga membuat banyak orang terkesan.

"Djarot kalau bertemu masyarakat kesannya spontan, tidak perlu prosedural, protokoler. Kemarin dia tidur di rumah warga di Batubara," kata Arifin mengontraskan kesan protokoler yang masih tampak pada pesaingnya.

"Secara gestur wajah, Djarot lebih banyak senyumnya. Djarot lebih khas dia karena kumisnya," kata Arifin.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Sumatera Utara (USU) Agus Suriadi menilai isu yang dilempar ke masyarakat bahwa Djarot berlaga di Pilgub Sumut karena hanya ingin mengantarkan Sihar Sitorus menjadi Gubenur Sumut adalah isu murahan.

Sebab, selama ini rekam Djarot selalu menuntaskan jabatan hingga tuntas.

"Apalagi PDI Perjuangan itu kan partai besar. Partai yang diakui memiliki basis massa yang besar dan loyal di tingkat grass root. Akan sangat naif kalau melakukan hal semacam itu," ujar Agus.

Terlebih PDI Perjuangan juga berkoalisi dengan PPP. Kontrak dengan partai Islam itu untuk menuntaskan amanah hingga selesai, menjadi ikatan tersendiri.

Lebih jauh dari itu, Agus menyesalkan cara-cara tidak bertanggung jawab dengan melempar hoax dalam kontestasi politik di Sumut.

"Jadi, bertarunglah dengan adil dan biarkan masyarakat memilih dengan menggunakan hati nurani dan akal sehatnya," tutup Agus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas