21 Ekor Penyu Mati di Pesisir Pantai Paloh, Pemicunya Bikin Miris
Satu saja satwa dilindungi mati maka kita sudah harus waspada, apalagi ini sekali jalan langsung menemukan 10 ekor
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Sebanyak 21 ekor penyu ditemukan mati di pesisir Pantai Paloh Kabupaten Sambas sepanjang bulan Februari - April 2018.
Peristiwa ini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa.
"Satu saja satwa dilindungi mati maka kita sudah harus waspada, apalagi ini sekali jalan langsung menemukan 10 ekor, dan dalam kurun waktu dua bulan sudah mencapai 21 ekor, harus segera dilakukan tindakan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor.
Dalam jumpa pers yang dilakukaan oleh BKSDA pada Senin (09/04) Sadtata menyampaikan dugaan penyebab kematian penyuh tersebut akibat keracunan material aspal.
"Berdasarkan hasil nekropsi yang dilakukan pada 5 sampel penyu yang terdiri dari 4 penyu hijau dan 1 jenis penyu sisik, terdapat 4 penyu positif terdapat endapan aspal pada organ tubuh penyu. Terhadap hasil nekropsi tersebut indikasi kematian penyu disebabkan karena menelan aspal, " paparnya.
BKSDA akan segera melakukan berbagai upaya antara lain menelusuri asal dari aspal yang menjadi penyebab kematian para penyu.
"Dalam beberapa waktu ke depan, BKSDA Kalimantan Barat telah merencanakan beberapa langkah tindak lanjut, antara lain mengumpulkan data dan informasi terkait asal-usul aspal dan sampah yang mencemari perairan sekitar Pesisir Paloh," katanya.
Juga akan melakukan aksi bersih-bersih pantai bersama para pihak, bahkan jika dipandang perlu akan dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kualitas air laut dan uji kimia sample cairan hitam yang diduga aspal tersebut, " kata Sadtata.