Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kandungan Zat Kimia Berbahaya Ini Ada di Miras Oplosan

Campuran-campuran dalam miras sudah dioplos oleh pengoplos namun pada sejumlah kasus ada juga yang dicampur oleh korban

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kandungan Zat Kimia Berbahaya Ini Ada di Miras Oplosan
Capture video
Korban Tewas Akibat Tenggak Miras Oplosan di Cicalengka Terus Bertambah, 6 Orang Masih Dirawat 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Penyidik Polda Jabar menemukan zat kimia berbahaya dalam minuman keras oplosan yang menewaskan puluhan orang di Kabupaten Bandung.

"Kandungannya alkohol yang sudah dirusak dengan kadar 90 persen, aseton, anggur, ginseng dan satu zat lainya yang juga berbahaya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana‎ di Jalan Lengkong Besar, Kota Bandung, Selasa (10/4/2018).

Ia mengatakan, campuran-campuran dalam miras sudah dioplos oleh pengoplos namun pada sejumlah kasus ada juga yang dicampur oleh korban.

"Jadi racun setelah dioplos oleh pengoplos tadi. Kan mereka yang jual," kata Umar.

Aseton dikenal sebagai propanon takni, senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar.

Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol dan lain lain.

Berita Rekomendasi

Aseton digunakan untuk membuat plastik dan obat pelarut pewarna kuku.

Baca: Kunjungi Korban Miras Oplosan, Kang Anton Tekankan Fungsi Keluarga Dan Lingkungan

Informasi yang dihimpun, Aseton mematikan jika dikonsumsi manusia.

Meski begitu, untuk mengetahui penyebab pasti kematian puluhan orang tersebut, polisi masih menunggu uji laboratorium.

Sejumlah korban mengeluhkan gangguan pada fungsi mata setelah mengkonsumsi miras tersebut.

Umumnya, gangguan pada fungsi mata identik dengan efek samping methanol yang memang berbahaya jika dikonsumsi.

Lantas, apakah korban mening‎gal karena miras mengandung methnaol, Kabid Dokkes Polda Jabar, Kombes Arios belum bisa memastikannya.

"Belum bisa dipastikan, harus tunggu uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian," kata Arios.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas