Dokter Spesialis Memilih Datangi Pasien di Pedalaman
Selama ini warga di pedalaman masih terkendala pada jarak yang berpengaruh pada biaya mahal untuk sampai ke Nunukan.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN- Sejumlah dokter spesialis yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Nunukan memilih jemput bola dengan mendatangi pasien di pedalaman Kabupaten Nunukan.
Para dokter ini harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan melintasi bukti dan sungai agar bisa menemui warga yag selama ini enggan berobat karena beratnya medan untuk menuju ke kota guna mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak.
Ketua IDI Cabang Nunukan, Budi Azis mengatakan, saat aksi sosial di Kecamatan Lumbis, paradokter ini menemui banyak pasien yang menderita gangguan syaraf, gangguan di punggung akibat kondisi alam, juga beberapa kasus penyakit saraf yang mengakibatkan kelumpuhan.
Pihaknyapun melakukan tindakan medis yang sangat ekstra hati- hati.
Dengan keilmuan dan pengalaman, para dokter inipun bisa menangani pasien dengan baik.
"Kalau bisa kami bedah, kami lakukan operasi kecil. Jadi kami analisa dulu, tetapi tindakan kami sebatas operasi kecil," ujarnya.
Selama ini warga di pedalaman masih terkendala pada jarak yang berpengaruh pada biaya mahal untuk sampai ke Nunukan.
Dengan kondisi itu, mereka baru dibawa ke rumah sakit setelah dalam kondisi sakit parah.
"Mereka bukan ke rumah sakit di Nunukan tapi ke rumah sakit di Kabupaten Malinau yang memiliki jarak tempuh lebih dekat," ujarnya.
Karena kondisi inipula para dokter spesialis berinisiatif urunan mengumpulkan dana untuk melakukan aksi sosial di pedalaman.
"Tiga bulan sekali kami lakukan pelayanan medis gratis,"ujarnya.
Dia mengatakan, kegiatan yang selalu mendapat antusiasme tinggi masyarakat di wilayah terpencil ini murni inisiatif para dokter di Nunukan.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan pengabdian para dokter di tapal batas negeri. Kegiatan pengobatan gratis akan terus berlanjut ke pedalaman lain di Kabupaten Nunukan yang sulit terjangkau karena alasan akses transportasi maupun alasan lain.
"Yang jelas ini kegiatan para dokter di perbatasan. Selama mampu kami mencoba untuk patungan dan memberikan pelayanan ke pelosok- pelosok,"katanya.