Risma Kecewa Saat ke Dolly untuk Melihat Perkembangan UMKM, Ini Penyebabnya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan kunjungan ke eks-lokalisasi Dolly, sore ini, Jumat (20/4/2018).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan kunjungan ke eks-lokalisasi Dolly, sore ini, Jumat (20/4/2018).
Puluhan orang berkumpul untuk menunjukkan berbagai produk UMKM yang memang sudah berkembang di Kecamatan Sawahan tersebut.
Risma, melihat produk mereka satu demi satu. Dan membeli beberapa produk yang menurutnya bagus dan berpotensi.
"Ini berapa harganya? (Sambil mengangkat dan melihat kain batik, salah satu produk UMKM Dolly). Kok cuma Rp 120 ribu."
"Kalau dijahit pasti lebih mahal aku pernah lihat di toko bisa sampai Rp 200 ribu," katanya menyarankan, saat melihat produk UMKM di eks Wisma Barbara II, Jalan Kupang Gunung Timur I.
Setelah melihat hasil produk UMKM, Risma melihat rumah belajar untuk anak-anak disabilitas, mengecat mural di lapangan futsal dan menengok anak-anak yang bermain di taman, yang memang baru saja dibangun Pemkot Surabaya.
Di sela agendanya, Risma dihampiri seorang anak gadis kecil bernama Naura (7). Saat itu dia ditanya Wali Kota Surabaya karena tidak terlihat ceria seperti teman-teman lainnya.
Naura mengaku telah ditinggal ayah dan ibunya, dan mengaku datang ke lokasi ramai-ramai untuk melihat sosok Risma dari dekat.
"Ke sini sama kakak," akunya polos.
Risma pun memanggil kakak, dan keluarganya. Kemudian diketahui bahwa Naura adalah anak dari keluarga yang meninggal karena terserang virus HIV/AIDS.
"Kita rutin datang ke sini sambil evaluasi kawasan Dolly ada masalah apa. Tadi ketemu satu anak itu, dan ibunya meninggal karena HIV."
"Di sini banyak kasus seperti itu, tapi kita sudah mendata dan akan memberikan dia bantuan makanan, dia sekeluarga karena saat ini tinggal dengan orangtua angkatnya," terang Risma.
Selain itu, Risma memanggil anak-anak di ekslokalisasi tersebut, menanyai mereka siapa saja yang tidak bisa meneruskan sekolah.
"Anak-anakku tenang saja, kalian harus sekolah. Nanti semuanya biar didata kita carikan solusi bersama. Karena hanya dengan sekolah kamu bisa mengubah nasibmu," akunya meminta anak-anak untuk tetap melanjutkan sekolah.