Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Abdul Karim Meninggal Usai Latihan Silat, Sang Pelatih Jadi Tersangka

Polres Tuban menetapkan seorang pelatih PSHT bernama Bayu Pratama (25) sebagai tersangka atas kasus tewasnya Muh Abdul Karim (19).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Abdul Karim Meninggal Usai Latihan Silat, Sang Pelatih Jadi Tersangka
Istimewa
Tersangka (kanan) saat diperiksa penyidik Satreskrim Polres Tuban. 

TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Polres Tuban menetapkan seorang pelatih PSHT bernama Bayu Pratama (25) sebagai tersangka atas kasus tewasnya Muh Abdul Karim (19), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Rabu (25/4/2018).

Penetapan warga Desa Selogabus, Kecamatan Parengan, Tuban sebagai tersangka dilakukan setelah petugas kepolisian menggelar penyelidikan.

Kasatreskrim Polres Tuban, AKP Iwan Hari Purwanto mengatakan, hasil penyelidikan telah menetapkan seorang pelatih bernama Bayu Pratama sebagai tersangka atas kasus meninggalnya seorang pemuda saat latihan silat.

Hasil visum menunjukkan, korban mengalami luka yang sangat serius di bagian perut, karena ditendang dua kali.

Sehingga memenuhi unsur untuk menetapkan pelatih tersebut sebagai tersangka.

"Sudah kita tetapkan tersangka, pelaku sudah kita tahan," ujar Kasat Reskrim kepada Surya, Jumat (27/4/2018).

Ia mengatakan, pelaku saat ini telah ditahan di Mapolres untuk keperluan penyidikan lebih lanjut.

Berita Rekomendasi

Baca: Mengapa Warga Nekat Mengebor Minyak Secara Tradisional Tanpa Peralatan Pengamanan?

Dari hasil pengembangan menunjukkan, tersangka melakukan kelalaian atau penganiayaan berat yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

"Tersangka kita jerat dengan pasal 351 junto 359, ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara," kata dia.

Pingsan Usai Ditendang
Sebelumnya, Muh Abdul Karim (19), warga Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro menghembuskan nafas terakhir usai latihan silat di Desa Selogabus, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Rabu (25/4/2018), pukul 21.15 WIB.

Korban bersama 40 temannya yang mengikuti salah satu perguruan silat itu pingsan usai mendapat tendangan kedua oleh pelatihnya, pada bagian perut.

Selanjutnya korban langsung dibawa ke RS Ibnu Sina, Desa sendangrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban.

Namun sayang, nyawa korban tidak tertolong.

Baca: Penyakit Diabetesnya Kambuh, Kedua Mata Zumi Zola Sulit Melihat

"Iya korban meninggal, setelah menerima tendangan," kata Kasubag Humas Polres Tuban, Iptu Agus Edy Pranoto saat dikonfirmasi Surya, Kamis (26/4/2018).

Petugas yang mendapatkan laporan tersebut, selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan mengamankan beberapa barang bukti.

Sebanyak empat orang turut diperiksa sebagai saksi, guna menggali lebih dalam informasi yang terjadi di lokasi.

"Empat orang kita periksa, barang bukti yang kita amankan ada pakaian kaos dan celana warna hitam," ujar Agus.

Selesai UNBK
Korban yang meninggal usai latihan silat di Desa Selogabus, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Rabu (26/4/2018), pukul 22.15 WIB, ternyata baru saja selesai mengerjakan UNBK tingkat SMA sederajat.

Korban bernama Mohamad Abdul Khalim (19) merupakan warga Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

Baca: Lansia di Jepang Ditipu Seseorang yang Mengaku Anak Sulungnya Sebesar 112 Juta Yen

"Korban ini kelas tiga MA Muhammadiyah Sugihwaras, Bojonegoro, dia baru selesai UNBK pekan lalu," kata Harto, warga yang berada di lokasi rumah duka, Kamis (26/4/2018).

Dia melanjutkan, korban ini sudah selesai mengerjakan ujian, hanya tinggal melengkapi persyaratan administrasi.

Mungkin secara prosedur, korban ini tinggal menunggu ijazah keluar saja. Karena sudah mengerjakan soal ujian berbasis komputer.

"Informasinya tinggal mengurus persyaratan administrasi, namun justru korban meninggal saat latihan silat," ujarnya.

Tulang Punggung Keluarga
Korban merupakan anak yatim setelah ditinggal meninggal oleh ayahnya.

Sehari-hari, korban hidup bersama Ibunya Us dan dua orang adiknya.

"Korban adalah yatim, dia tinggal bersama ibu dan adiknya," kata Harto warga setempat yang ada di rumah duka, Kamis (26/4/2018).

Menurut Harto, korban ini adalah calon tulang punggung keluarga.

"Ya jadi tinggal lulusnya, ujian kan sudah selesai. Satu adiknya kabarnya di pondok, satunya tinggal bersama ibunya dan juga Karim," kata dia.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas