Diberi Pencerahan, Mahasiswi yang Nyambi Bekerja di Karaoke Ini Menangis
FF merupakan mahasiswi semester 2 Unlam mengaku bertugas melayani tamu di karaoke
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, RANTAU - Sebanyak 15 perempuan muda diamankan jajaran Satnarkoba Polres Tapin, Rabu (25/4) malam pukul 22.00 Wita.
Mereka dijemput dari beberapa kafe dan karaoke di empat kecamatan, yaitu Bungur, Tapin Utara, Tapin Selatan dan Binuang.
Mereka kemudian diperiksa urinenya, untuk mengetahui apakah mengonsumsi narkoba atau obat terlarang lainnya.
Hasilnya, dua sampel urine mengandung zat adiktif.
Kamis (26/4) pagi, Kapolres Tapin, AKBP Bagus Suseno memberikan pencerahan kepada para perempuan yang masih berusia 20-30 tahun tersebut.
Nasihat yang menyentuh perasaan, membuat dua perempuan itu menitikkan air mata.
"Sudahilah pekerjaan Anda ini. Carilah pekerjaan yang lebih baik dan aman. Kasihani orangtua dan anakmu," ucap kapolres.
Dia menambahkan, para perempuan itu akan dibina dan dipanggil orangtuanya.
Pengamatan BPost, ada satu perempuan yang menjadi pusat perhatian bahkan pembicaraan.
Dia berinisial FF (21) yang memiliki paras cantik, bodinya aduhai.
Wanita muda yang terciduk di sebuah tempat karaoke di Binuang itu, ternyata mahasiswa satu perguruan tinggi di Banjarmasin.
Dia sempat menutup hidung dan mulutnya pakai masker.
Namun setelah dibujuk, dia berkenan membuka masker bahkan berbincang sekian menit dengan wartawan koran ini.
Menurut FF, dia tinggal di Kota Banjarbaru.
Dia ikut menjadi pendamping tamu di sebuah karaoke di Binuang, baru beberapa bulan terakhir.
Alasan FF bekerja di karaoke untuk membiayai kuliah yang saat ini sudah semester kedua.
Kasat Narkoba Polres Tapin, AKP H Juwarto, dan KBO Satnarkoba Ipda Abdurrahman, memberikan gambaran masa depannya bila terus berkecimpung di dunia malam.
FF manggut-manggut dan sesekali menyeka bagian bawah matanya.
Apakah yang dilakukan Polres Tapin ini merupakan tindak lanjut dari kejadian sehari sebelumnya.
Pada Rabu (25/4) siang, ada empat orang perempuan muda dilarikan ke Rumah Sakit Datu Sanggul Rantau.
Semula mereka disebut-sebut menenggak miras oplosan namun kemudian dikatakan minum kecubung.
Dari beberapa referensi di internet, tananam kecubung punya dua bagian yakni buah dan bunga yang bila diolah akan menimbulkan efek mabuk yang dahsyat.
Satu korban bernama Husna (25) akhirnya tewas. Rabu sore pukul 16.30 Wita, jasad warga yang beralamat di Dusun Bakau, Tapin itu, dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk diautopsi.
Sedangkan Ripni (25) yang tinggal di Tatakan, Tapin, mengalami kritis. Hingga Rabu petang, kondisinya belum membaik.
Dia dipasangi selang oksigen dan beberapa peralatan untuk menyelamatkan jiwanya.
Dua lainnya, Rusma Sari warga Salambabaris dan Dessy Liani (28)asal Binuang, setelah satu jam mendapatkan perawatan, akhirnya kondisinya mulai pulih dan sudah bisa berbicara.
Dessy menceritakan, pada malam Senin dia bersama tiga rekannya berada di sebuah warung di Dusun Pantai Walang Desa Kelumpang, Kecamatan Bungur.
Di sana mereka diberi minuman oleh seorang sopir.
“Bukan miras. Saya mulai sakit dan muntah-muntah sejakSenin pagi. Tadi pagi saya sudah tidak tahan lagi, lalu minta tolong warga mengantar ke Puskesmas Salambabaris, “ cerita dia.
Ditambahkan oleh Sari, minuman yang diberikan sopir itu berwarna cokelat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.