Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mbah Sutami Menunggu Tiket Masuk Curug Pelangi yang Hanya Dibayar Rp 5 Ribu Setahun

eorang wanita renta duduk sendiri di area parkir obyek wisata Curug Pelangi yang terletak di Dukuh Bonpetung Desa Rejosari Barat, Batang

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Mbah Sutami Menunggu Tiket Masuk Curug Pelangi yang Hanya Dibayar Rp 5 Ribu Setahun
budi susanto
Sembari menunggu pengunjung Mbah Sutami menggelar dagangannya, Kamis (10/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto

TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Seorang wanita renta duduk sendiri di area parkir obyek wisata Curug Pelangi yang terletak di Dukuh Bonpetung Desa Rejosari Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, Kamis (10/5/2018).

Sembari memegang tiket parkir dan disampingnya tergelar beberapa jenis makanan wanita tersebut mengamati bentangan luas persawahan.

Waktu menunjukan pukul 17.00 WIB dan tak ada satupun pengunjung yang datang. Namun Sutami tetap setia menunggu di gubuk kecil tempat membagikan tiket.

Ia adalah Mbah Sutami (60) yang menjadi penjaga parkir di obyek wisata alam tersebut. Ia menuturkan, sudah menjaga areal parkir sejak curug dibuka Juni tahun lalu.

"Dari awal dibuka saya dipercaya warga untuk menjaga parkir, karena saya anggap semua pekerjaan adalah berkah jadi saya jalani," paparnya.

Walaupun pemasukan dari menjaga parkir yang tak seberapa, tapi nenek yang sudah sudah memiliki sembilan cucu itu tetap bersabar dan menjalani pekerjaan.

Berita Rekomendasi

"Kadang dari parkir dapat Rp 20 ribu, dan saya ambil Rp 5 ribu sisanya untuk ditabung untuk membeli bambu guna memperbaiki obyek wisata di sini, baru sepekan ini saya berdagang tadinya hanya menjaga parkir," terangnya.

Penghasilan yang ia peroleh dari menjaga parkir dianggap Mbah Sutami cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Rp 5 ribu untuk beli sayur Rp 2 ribu dan Rp 2 ribu lagi untuk membeli bumbu. Kalau beras saya masih ada sawah jadi tidak perlu membeli."

"Yang penting ada pemasukan untuk kebutuhan membeli sayur dan bisa mengembangkan wisata desa," imbuhnya.

Mbah Sutami yang tinggal tak jauh dari curug berharap para pemuda jaman sekarang bisa lebih bersyukur atas karunia yang diberikan tuhan.

"Saya tinggal besama suami saya mbah Tamar (65) cucu dan lima anak saya beberapa di Kalimantan dan Klaten. Kalau dibilang kurang setiap pekerjaan pasti tidak sebanding dengan upahnya, namun jika lebih bersyukur saya yakin tuhan memberi lebih," timpalnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas