Tiga Dosen ITS Dipecat Diduga Sebarkan Faham Radikal, Ini Pembelaan Salah Satu Dosennya
Tiga dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) Surabaya disebut mendukung Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Tiga dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) Surabaya disebut mendukung Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI).
Gambar dan pernyataan mereka viral di media sosial belum lama ini. Prof Daniel M Rosyid adalah salah satunya.
Namun dia membantah mendukung atau berafiliasi dengan organisasi yang dibubarkan pemerintah itu.
"Saya bukan anggota HTI dan saya tidak punya kepentingan dengan HTI," kata Guru Besar Teknologi Kelautan ITS ini, Selasa (8/5/2018).
Dia hanya merasa, ide dan gagasannya dimanfaatkan oleh kelompok HTI jelang sidang PTUN Senin (7/8/2018), untuk meraih simpati publik di media sosial.
Sebagai akademisi, dia hanya berseberangan pendapat dengan pemerintah tentang pembubaran HTI.
"Perppu ormas yang dijadikan dasar pembubaran HTI adalah bentuk otoritarianisme pemerintah terhadap organisasi masyarakat," jelasnya.
Dia menilai, pemerintah terlalu paranoid dengan HTI. "HTI itu siapa, HTI hanya organisasi kecil yang baru terkenal kemarin sore.
Pemerintah hanya ketakutan saja. Langkah pemerintah ini tidak sesuai dengan hak warga negara yang berserikat dan berkumpul," jelasnya.
Rektor ITS, Prof Djoni Hermana, mengaku sudah memangggil tiga pejabat yang juga dosen ITS tersebut untuk dimintai klarifikasi.
ITS juga membentuk tim investigasi untuk masalah ini. Selain Prof Daniel Rosyid, dua nama dosen juga disebut pendukung HTI, yakni Kepala Laboratorium Teknik Fisika Andi Rahmadiansah, dan Kepala Program Studi Pascasarjana Teknik Material Lukman Noerochim.