Kisah Daniel, Remaja 15 Tahun yang Berani Menghadang Mobil Bomber di Gereja Surabaya
Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan maraknya aksi teror bom dan penyerangan yang terjadi di beberapa daerah.
Editor: Sugiyarto
"Meletusnya kencang sekali," imbuhnya.
Budi juga sempat ditahan polisi agar tidak memasuki Tempat Kejadian Perkara karena takut bomnya akan meledak lagi.
Namun, dia tetap bersikeras untuk mencari daniel.
"Ambulan kan pada datang, tapi kita tidak tahu posisi anaknya di mana," kata Budi.
Budi akhirnya pergi ke Bhayangkara untuk mencari jenazah anaknya.
Di sana, dia bertemu dengan salah satu petugas dan memberikan nomor handphonenya.
"Akhirnya, saya disuruh membawa foto sama SK lalu saya meluncur ke sana," tutur Budi.
Budi baru bisa bertemu jenazah anaknya, Daniel, setelah melakukan proses tes DNA.
Waktu kejadian, Budi sendiri berada di lokasi yang sama namun di bagian belakang.
Ia mengaku mendengar ledakan bom tersebut dan langsung berlari ke depan.
Namun, dia tak menemukan daniel.
Budi kemudian mendengar informasi bahwa anaknya menghadang mobil Dita yang hendak menabrak gereja.
"Iya yang menghalang-halangi dia itu sama temannya. Pak Man dadanya hancur dan anak saya kepalanya hancur," ungkap Budi.
Sembari meneteskan air mata, Sumijah mengatakan bahwa Daniel adalah anak yang baik, taat, dan menurut.
Keluarganya terlihat sangat terpukul dengan kepergian Daniel.
Bahkan kakak kandungnya hanya bisa terdiam dan menangis kala ditanyai tim Mata Najwa.
Untuk lebih jelasnya, silakan simak video di bawah ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.