Hari Ini Digelar Upacara Pasupati Patung Garuda Wisnu Kencana
Progres pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung semakin tampak.
Editor: Dewi Agustina
"Kelak, pemasangan bulu (garuda) akan sulit karena jumlahnya banyak," ujar Nuarta.
Ia menambahkan, pembangunan patung ini bisa dipertanggungjawabkan secara science, teknologi, dan seni.
Patung yang disebut-sebut menjadi tertinggi di dunia ini sudah melalui berbagai proses untuk memastikan ketahanan patung.
Termasuk melakukan tes hancur pada kulit patung.
Baca: Surohmi Temukan Mayat Bayi Laki-laki di Dalam Tas Batik Cokelat
Berdasarkan tes tersebut, kata dia, patung akan hancur bila kecepatan angin mencapai 250km/jam.
Sementara, kecepatan angin di Bali baru pernah 70km/jam.
"Kami optimis (patung ini) kuat. Tidak bisa hanya memikirkan soal seni saja, tetapi juga standar-standar keamanan lainnya," imbuh Nuarta.
Gaya Nuarta
Patung GWK di Bukit Ungasan, Kuta Selatan, Badung adalah patung Garuda Wisnu gaya Nuarta.
Di berbagai tempat, bisa saja ditemukan banyak patung garuda dengan gaya yang berbeda-beda.
Bagi Nyoman Nuarta, ide pembuatan patung GWK salah satunya diilhami oleh lambang negara Indonesia yang juga burung garuda.
Ia kemudian mendapat inspirasi dari dongeng mitologi Hindu tentang kesetiaan sang garuda terhadap Dewa Wisnu yang menungganginya.
"Dalam dongeng, Garuda memikul Wisnu sebagai ucapan terima kasih karena sudah ditolong untuk membebaskan ibunya yang tersandera. Ia berjanji untuk selalu memikul Wisnu. Mudah-mudahan saya juga bisa memegang janji untuk menyelesaikan patung ini," ujar Nuarta.