Belum Ada Aktivitas Magmatik Gunung Merapi Pasca Letusan Freatik Kemarin
Aktivitas Merapi kembali menurun, pada Selasa (22/5/2018) meskipun tidak seperti sebelum letusan freatik pada 20 Mei lalu yang ada kondisi tremor.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengungkapkan aktivitas Merapi kembali menurun, pada Selasa (22/5/2018) meskipun tidak seperti sebelum letusan freatik pada 20 Mei lalu yang ada kondisi tremor.
Meskipun intensitasnya melemah kalau dibandingkan dengan kondisi tremor setelah letusan yang terjadi pukul 17.50 WIB pada Senin (21/2/2018) kemarin.
"Kemudian dari sisi kegempaaan seismograf kita mencatat gempa guguran sebanyak dua kali pada tanggal 21 kemarin, gempa fase banyak jumlah 6, vulkanik dalam satu kali, tremor satu kali. Direkomendasi peningkatan aktivitas tektonik sejumlah 10 kali cukup banyak ini," ujarnya saat ditemui di kantor BPPTKG Yogyakarta, Selasa (22/5/2018).
Baca: Tiga Terduga Pelempar Bus Dikejar Lalu Ditendang Sopir dan Kernet Hingga Masuk Parit
Ditambahkannya, dari data deformasi tidak menunjukkan adanya inflasi, maka pihaknya belum bisa mengatakan lebih jauh mengenai aktivitas magmatik Merapi saat ini.
"Dari data deformasi tidak menunjukkan inflasi belum bisa mengatakan magmatik, tidak bisa simpulkan pada magmatik. Karena perlu analisis material letusan kemarin ada material baru atau tidak. Setelah itu baru bisa dikatakan ada magmatik apa ada material baru dari analisa kimia," imbuh dia.
Pihaknya juga sudah menganalisa abu pasir yang terjadi pada 11 Mei lalu dan tidak ada material baru, masih seperti 2010 yakni material sumbat lava pada 2010.
Baca: Keponakan Setya Novanto Mulai Bernyanyi, Sebut Jatah untuk Nurhayati hingga Mekeng-Markus
"Jadi sejak letusan freatik itu kita tidak bisa simpulkan dengan cukup jelas bahwa ini akan mengarah pada magmatis, karena perlu analisa laboratorium dulu untuk letusan kemarin. Abu kita analisa apakah ada material yang baru yaitu dari magma baru atau tidak. Dari situ kita bisa memastikan bahwa itu memasuki fase magmatis," terangnya.