Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Unggas di Mitra Mati Mendadak, Tubuhnya Jadi Hitam

Peristiwa meninggalnya ratusan ayam dan bebek milik sejumlah warga sudah terjadi sejak bulan lalu, namun enggan melaporkan dikira hanya penyakit biasa

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ratusan Unggas di Mitra Mati Mendadak, Tubuhnya Jadi Hitam
IB TIMES
Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional (NHFPC) China melaporkan satu kasus infeksi virus avian influenza A (H7N4) terhadap salah seorang warga, pada 14 Februari 2018 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), provinsi Sulawesi Utara (Sulut) digemparkan dengan peristiwa ratusan hewan unggus jenis ayam dan bebek mati mendadak.

Peristiwa itu terjadi pekan lalu di tiga Desa di Kecamatan Belang, masing-masing Desa Tababo, Tababo dan Beringin pada pekan lalu.

Hasil rapid test dari dinas Pertanian bidang peternakan kabupaten Mitra positif flu burung.

"Bebek kami yang mati seperti tengah berbaris beraturan di atas tanah," kata Ola Tanauma, warga Desa Tababo, pada Selasa (21/5/2018)

Katanya jumlah unggas yang mati untuk Bebek 30 ekor dan ayam 20 ekor.

Sebelum mati  ayam dan bebek  asik berkeliaran di halaman rumah kemudian sempat diberi makan, tiba-tiba setelah itu langsung mati.

"Badan hewan yang mati  menjadi warna hitam," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Ola mengaku peristiwa tersebut menyebabkan kerugian yang dialaminya sebanyak Rp 4 juta.

"Menyesal sih, namun karena musibah mau apa lagi," tuturnya.

Akibat peristiwa ini, Ola serta warga lainnya akan berpuasa makan ayam dan bebek yang sakit. Saat lebaran nanti harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli ayam dibuat opor ayam dan menu makanan lainnya.

Warga lainnya, Inong Pelealu mengaku kehilangan 10 ekor bebek yang mati mendadak.

"Beruntung delapan ekor ayam tidak ikut mati," kata Inong.

Menurutnya peristiwa meninggalnya ratusan ayam dan bebek milik sejumlah warga sudah terjadi sejak bulan lalu, namun enggan melaporkan karena dikira hanya penyakit biasa.

Nanti pada pekan lalu Inong berani melaporkan ke kerabatnya yang bekerja di instansi terkait, kemudian langsung ditindak lanjuti dengan penanganan dan pencegahan.

"Sehari sebelum kejadian, masih sehat keesokan hari semua ternak langsung terkapar di tanah, tidak tau sebab apa. Matanya berubah menjadi keunguan," ceritanya.

Bebek yang meninggal mau dipakai untuk Idulfitri. Kematian hewan secara massal ini tidak seperti biasanya waktunya sangat cepat, pada umumnya hewan jenis ayam dan bebek yang meninggal rentang waktunya tiga hari baru meninggal.

Selain di tiga desa itu, warga di Desa Buku Utara Kecamata Belang kaget ketika mendapai puluhan hewan jenis ayam dan bebek mati mendadak.

"Hewan saya tiga ekor bebek dan 20 ekor ayam tiba-tiba meninggal tidak normal, karena biasanya kalau terserang penyakit tidak langsung sekaligus ayam dan bebek meninggal," kata seorang warga yang ditemui di kantor Desa Buku Utara.

Warga yang berjenis kelamin pria ini, langsung mendapat informasi bahwa penyakit yang membuat puluhan ayam dan bebek mati mendadak, disebabkan karena virus flu burung. Pria ini langsung membunuh ayam dan bebek lainnya yang luput dari kematian.

"Saya ambil keputusan membunuh saja mereka supaya tidak terjangkit," tambahnya.

Dengan kejadian ini dia sudah pesan kepada masyarakat dan keluarga untuk tidak konsumsi ayam dan bebek yang mati, apalagi yang dalam keadaan sakit.

"Kami tidak data karena tidak ada penanggulangan, dikira hanya influensa biasa, sementara peluk ayam tiba-tiba sudah mati. Nanti sudah kejadian baru diketahui ada kejadian flu burung," pungkasnya.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas