Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Kawasan Rawan Bencana III di Kabupaten Magelang Masih Bertahan di Rumah

Aktivitas warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi yang tercakup dalam Kawasan Rawan Bencana III di Kabupaten Magelang mulai berangsur normal.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Warga Kawasan Rawan Bencana III di Kabupaten Magelang Masih Bertahan di Rumah
Istimewa
Visual kawah merapi saat kejadian erupsi freatik pagi ini pukul 09.38 WIB dengan tinggi kolom letusan 1200 m arah condong ke barat. Status NORMAL. 

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Aktivitas warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi yang tercakup dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Kabupaten Magelang mulai berangsur normal.

Kendati status masih waspada, aktivitas Gunung Merapi mulai mereda.

Warga pun sudah beraktivitas seperti biasa.

Kepala Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Ismail mengatakan, letusan freatik yang terakhir terjadi pada dini hari tadi tak begitu dirasakan oleh warga di wilayah Krinjing, sehingga tidak terjadi kepanikan.

"Saat itu pukul 01.57 jadi tidak dirasakan oleh warga. Tidak ada hujan abu, beberapa warga mendengar suara gemuruh. Tapi tidak ada kepanikan. Warga juga tidak ada yang mengungsi," kata Ismail, Selasa (22/5/2018).

Baca: Keponakan Setya Novanto Mulai Bernyanyi, Sebut Jatah untuk Nurhayati hingga Mekeng-Markus

Atas status waspada yang telah ditetapkan, pihaknya pun sudah mensosialisasikan kepada warga setempat.

Jarak radius tiga kilometer juga sudah steril.

Berita Rekomendasi

Saat ini masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa.

Namun, pihaknya tetap siaga akan segala kemungkinan yang terjadi.

Prosedur evakuasi pun sudah dipersiapkan jika terdapat letusan yang membahayakan.

"Kami sudah bersiap-siap jika ada sesuatu yang terjadi nantinya, termasuk mensosialisasikan warga atas status Waspada saat ini," kata Ismail.

Baca: Tiga Terduga Pelempar Bus Dikejar Lalu Ditendang Sopir dan Kernet Hingga Masuk Parit

Sarno, warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun mengatakan, saat terjadi letusan terakhir dini hari tadi, dia memang mendengar suara gemuruh.

Kendati demikian, tidak ada tanda-tanda hujan abu atau aktivitas lain yang dinilai membahayakan, sehingga warga tetap tinggal.

"Ada suara gemuruh saya dengar, saat itu memang warga berjaga-jaga setelah status waspada. Tetapi setelah itu tidak ada lagi, sehingga warga sini tetap tinggal, dan tak mengungsi," kata Sarno. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas