Subsidi Angkut Barang Sebagian Masih Proses Lelang
Sejauh ini, warga masyarakat di perbatasan kesulitan mendapatkan barang murah jika tidak bergantung dengan negara tetangga, Malaysia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Lelang subsidi ongkos angkut barang ke perbatasan Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan ada yang sudah selesai dilakukan ada yang sebagian masih proses lelang.
Melalui laman Biro Layanan Pengadaan Setprov Kalimantan Utara, Jumat (25/5/2018) Tribun mencatat, paket subsidi ongkos angkut ke Tulin Onsoi senilai Rp 505 juta, Seimanggaris Rp 495 juta, dan Lumbis Ogong Rp 1,5 miliar, Kabupaten Nunukan sudah selesai lelang. Semua daerah itu berada di Kabupaten Nunukan.
Sedangkan Kabupaten Malinau, subsidi ongkos angkut yang sudah selesai dilelang ialah ke Kecamatan Pujungan, Kecamatan Bahau Hulu, Kecamatan Mentarang Hulu, dan Kecamatan Sungai Tubu. Nilai total anggaran subsidi ke semua kecamatan ini mencapai Rp 2 miliar.
Adapun paket yang masih dilelang adalah subsidi ongkos barang ke Lumbis Ogong senilai Rp 1 miliar terkhusus bagi desa Desa Payam, Desa Tukulon, Desa Ubol Alung, Desa Sedalit, Desa Sinampila II, dan Desa Long Buluh. Paket subsidi ke Lumbis Ogong yang sudah lelang mencakup Desa Semunad, Desa Sekikilan, Desa Tembalang, Desa Kalunsayan, Desa Salang, Desa Naputi, Desa Tinampak I, Desa Tinampak II, Desa Tau Baru, dan Desa Balatikon.
Desa yang dijangkau subsidi barang di Seimanggaris ialah Desa Srinanti, Desa Tabur Lestari, Desa Semaenre Semaja, dan Desa Taka.
Paket subsidi lainnya yang belum selesai dilelang adalah subsidi ke Krayan senilai Rp 2 miliar.
Kepala Disperindagkop Kalimantan Utara Hartono dikonfirmasi menargetkan subsidi ongkos angkut ini diharapkan sudah mulai direalisasikan pada Juni nanti. Ia juga menargetkan lelang paket yang belum tuntas segera diselesaikan oleh Biro Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
"Anggarannya di BPKAD. Kita harapkan segera segera selesai lelang dan lanjut realisasinya," kata Hartono.
Subsidi ongkos angkut barang ini diprogram agar warga perbatasan bisa menikmati sembako dengan harga murah seperti di tingkat distributor.
Sejauh ini, warga masyarakat di perbatasan kesulitan mendapatkan barang murah jika tidak bergantung dengan negara tetangga, Malaysia.
"Kita upayakan terealisasi maksimal. Kita gunakan jalur air, laut, dan darat untuk menyuplai barang itu ke titik-titik yang sesuai dengan paket yang dilelang," kata Hartono. (Wil)