Mulai Terkuak, Siswi SMP Cerdas Bunuh Diri Karena Takut Tak Diterima di SMA Favorit di Blitar
Motif bunuh diri yang dilakukan EPA, siswi SMP berusia 16 tahun, di kamar kosnya di Blitar, Jawa Timur, mulai terkuak.
Editor: Hendra Gunawan
![Mulai Terkuak, Siswi SMP Cerdas Bunuh Diri Karena Takut Tak Diterima di SMA Favorit di Blitar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/surat-wasiat-yang-ditinggalkan-epa-siswi-16-tahun-yang-bunuh-diri-di-kota-blitar_20180531_153756.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Motif bunuh diri yang dilakukan EPA, siswi SMP berusia 16 tahun, di kamar kosnya di Blitar, Jawa Timur, mulai terkuak.
Teman-teman sekolah EPA ramai membicarakan bahwa penyebab bunuh diri itu lantaran EPA khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar, karena terbentur sistem zonasi.
Seperti dikatakan Wulan, siswa satu kelas EPA di SMPN 1 Kota Blitar. Menurutnya, EPA memang ingin melanjutkan di SMAN 1 Kota Blitar.
Tetapi, dengan sistem zonasi, dia khawatir peluang masuk di SMAN 1 Kota Blitar kecil.
Sistem zonasi ini memprioritaskan siswa domisili Kota Blitar. Kuota siswa luar kota hanya 10 persen.
Sedangkan EPA, domisilinya di Srengat, Kabupaten Blitar.
"Saingannya berat, karena anak-anak kabupaten nilai ujian nasionalnya juga tinggi-tinggi. Selama ini anak SMPN 1 yang nilainya bagus tapi domisili kabupaten jarang diterima di SMAN 1," kata Wulan kepada Surya.co.id, Rabu (30/5/2019).
Hal serupa dikatakan Grace Margaret. Grace juga siswi SMPN 1 Kota Blitar seangkatan dengan EPA beda kelas.
Tetapi, Grace kenal dengan EPA karena teman satu tempat les.
Menurut Grace EPA memang ingin melanjutkan di SMAN 1 Kota Blitar.
"Dia anak pandai, sering mewakili sekolah ikut olimpiade," ujarnya.
Grace tidak menyangka EPA nekat mengakhiri hidup secara tragis.
Grace masih sempat ketemu EPA di sekolah pada Senin (28/5/2018). Saat itu, EPA biasa saja.
Tidak ada gelagat aneh pada diri EPA. "Semalam saya dan mama sudah ke tempat korban dikremasi," katanya.