Duh, Usai Ambil Pensiunan, Mbah Trisno Diajak Salam Orang, Sampai di Rumah Uang Jadi Potongan Koran
Maksud hati mengambil uang pensiunan, seorang kakek diduga menjadi korban gendam oleh dua orang tak dikenal.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Maksud hati mengambil uang pensiunan, seorang kakek diduga menjadi korban gendam oleh dua orang tak dikenal.
Akibatnya, warga Krapyak Barepan, Margoagung, Seyegan, Sleman ini harus merelakan uang Rp 2,5 juta yang sejatinya hendak digunakan untuk membeli makanan, minuman serta dibagi-bagikan ke cucu dan cicitnya.
Tak hanya itu saja, uang pensiunan tersebut hanya tersisa satu lembar Rp50 ribu dan puluhan lembar koran yang berukuran layaknya uang kertas.
Diceritakan oleh korban yakni Trisno Sukarjo (81), seorang pensiunan pegawai Departemen Agama (Depag), kejadian tersebut bermula saat ia menyambangi salah satu bank pemerintah di daerah Seyegan guna mengambil uang pensiunan, Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 yang diterimanya.
Sesampainya di Bank tersebut, Trisno pun langsung memarkirkan sepeda motornya dan bergegas masuk ke dalam Bank guna mengambil nomor antrian terkait pensiunan.
Lanjutnya, saat itu kakek yang memiliki 12 cucu ini mendapatkan nomor urut empat, hal itu dikarenakan Trisno mendatangi bank sejak pukul 07.30.
"Karena yang mau mengambil uang pensiunan banyak pasti antriannya juga akan banyak, karena itu saya datang ke Bank pagi-pagi biar dapat nomor urut awal," katanya beberapa hari lalu.
Pria yang memiliki tiga cicit ini melanjutkan kisahnya, setelah dipanggil karyawan bank sesuai nomor urut, ia langsung mengajukan pengambilan uang pensiunan dan THR.
Namun, ternyata THR dan gaji ke-13nya belum turun sehingga Trisno hanya dapat mengambil uang pensiunan bulanan sebesar Rp2,5 juta.
"Tadinya mau ambil Rp 8 juta, tapi THR dan gaji ke-13 belum turun. Jadi hanya ambil uang pensiunan saja, dan uangnya langsung saya masukkan ke saku (Celana panjang) saat itu," ujarnya.
Sambungnya, setelah mengambil uang, Trisno langsung memacu kembali sepeda motornya untuk pulang ke rumah.
Saat perjalanan pulang tiba-tiba ada satu unit mobil berwarna putih mengikutinya.
Mendekati embung Krapyak Barepan, mobil tersebut memepet laju sepeda motornya sehingga ia berhenti dan salah seorang di dalam mobil tersebut langsung turun menyapanya disertai jabat tangan.
"Saat itu orangnya itu bilang gini, 'Wilujeng to mbah? jenengan angsal undangan takjil teng Puskesmas' (sehat mbah, mbah mendapat undangan buka bersama di Puskesmas)."