Perpisahan Bersama Tengku Erry, ASN Meneteskan Air Mata dan Lemas
Erry merupakan pemimpin yang selalu menepati janjinya dan tidak pernah marah-marah kepada bawahannya
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Sumut, Indah Dwi Kumala meneteskan air mata saat perpisahan bersama mantan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi di Pelataran Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan.
Perempuan berkulit sawo matang ini berulangkali menyeka air mata yang mengalir di pipinya.
Bahkan, ia tetap menangis saat Tengku Erry Nuradi bersama istri Evi Diana Sitorus, masuk ke dalam mobil yang membawa keluar halaman Kantor Gubernur Sumut.
"Rasanya lemas sekali. Badan ini rasanya kayak ikan bandeng yang tulangnya dicopot. Sedih kali, karena Pak Erry orangnya sangat bijaksana dan baik," ujarnya kepada Tribun-Medan.com, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Jumat (22/6/2018).
Ia menjelaskan, telah mengenal Tengku Erry Nuradi sejak 2005.
Kala itu, Erry menjabat sebagai Bupati Serdangbedagai sehingga ikut pindah ke Pemprov Sumut saat Erry menjabat sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur Sumut.
"Ketika di Sergai dahulu saya juga menjabat sebagai Kabag Humas. Saya sangat mengenal Pak Erry, orangnya bijaksana, baik dan sopan. Bahkan, tidak pernah membuat orang tersinggung. Walaupun dia atasan namun sangat santun sama bawahannya," katanya.
Baca: AHY: Saya Punya Ikatan Emosional dengan Sumatera Utara
Dia menyebutkan, Erry Nuradi selalu mengingatkan setiap orang seperti bawahannya.
Misalnya, ketika turun ke lapangan, selalu ditanya apakah sudah makan. Selanjutnya, kerap mengucapkan terima kasih kepada bawahan yang ikut ke lapangan.
Selanjutnya, Erry merupakan pemimpin yang selalu menepati janjinya.
Bahkan, tidak pernah marah-marah kepada bawahannya. Oleh karena itu, ia merasa kehilangan pemimpin yang bisa mengayomi.
Tidak hanya itu, ia bilang Erry sangat pandai menjaga emosi. Sehingga, ia merasa tidak bisa melupakan kepemimpinan Erry selama menjabat sebagai bupati hingga gubernur.
"Yang pasti Pak Erry Gubernur Sumut tetap dihati. Pemimpin yang sangat santun. Pesan terakhirnya kepada saya, baik-baik tetap profesional sebagai PNS dan siapapun pemimpin harus bekerja dengan baik," ujarnya sambil menyeka air mata.
Ia menuturkan, sangat terkejut saat Tengku Erry Nuradi batal diusung Partai NasDem sebagai calon Gubernur Sumut sehingga, dia merasa sedih karena situasi politik tersebut.
Tapi, Erry terlihat tegar saat mereka bertemu.
"Kala itu, Pak Erry bilang sama saya sudah jangan sedih. Sudahlah begini situasi politik jadi tidak bisa apa apa lagi," ungkapnya.
(tio/tribun-medan.com)