Pilgub Jabar Lahirkan Fenomena Politik Gerilya Teritorial, Hati-hati Berimbas ke Pilpres
Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi berpendapat Pilgub Jabar 2018 mengakhiri fenomena politik citra yang mendominasi
Editor: Sugiyarto
"Antara saya dan pak Deddy Mizwar ini memiliki kutub yang berbeda. Barangkali partai pengusungnya tidak sejalan, pengusung pak Demiz belum sejalan di sisi pengusungan Pilpres 2019 sehingga pemilih pak Demiz dengan irisan PKS mengalihkan suaranya. Di TPS pak Demiz saja kan kami raihan suaranya di urutan ke tiga," kata Dedi.
Apalagi, saat debat di Kota Depok, aksi fenomenal Asyik mengeluarkan kaus dengan hastag #2019GantiPresiden dinilainya sangat berpengaruh dalam menggerus suara Demiz yang memiliki irisan pemilih dari PKS.
"Karena kondisi dan fenomena itulah, suara kami tergerus hingga15%," ujar dia.
Sedangkan ia yang diusung Partai Golkar sudah sejalan terkait Pilpres 2019 yang mengusung Joko Widodo. Ditambah lagi, Dedi mengaku memiliki basis pemilih tradisional.
"Secara personal, saya bahagia karena di tengah gelombang isu yang menyerang, tidak menghancurkan pemilih tradisional saya."
"Kalau dulu sebelum mencalonkan (di Ilgub Jabar) suara saya 15 persen, sekarang ada angka 25 persen," katanya. (Mega Nugraha)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.